Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter

Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter
PERIKSA PASIEN: Berkat perjuangan yang panjang dan tanpa lelah, Iva (kiri) berhasil mewujudkan mimpinya sebagai seorang dokter. IVA FOR JAWA POS RADAR JEMBER/JPNN.com

“Dulu setiap kali saya sampaikan keinginan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi, ibu selalu melarang. Alasannya, dapat uang dari mana untuk membiayai kuliah nanti? Ibu menyarankan agar saya kuliah di program studi lain saja yang biayanya masih dapat kami jangkau,” tutur Iva memulai kisahnya di sela-sela kesibukan menjalani Program Profesi Dokter Gigi di kampus Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember, beberapa waktu lalu.

Menurut Iva, sang Ibu lebih setuju jika Iva menjadi guru saja. “Tapi saya bersikukuh ingin jadi dokter. Kalau sudah begitu, Ibu menyarankan saya agar memperbanyak ibadah seperti puasa sunnah dan salat tahajud,” katanya.

Iva sebenarnya sadar benar, ibunya yang hanya pedagang kecil di pasar Legi Jombang sudah berat untuk membiayai keempat anaknya. Apalagi jika Iva benarbenar kuliah di Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi.

Keinginan Iva menjadi dokter kian menggebu setelah mendapatkan informasi dari guru-gurunya jika pemerintah memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi. Beasiswa itu khusus untuk keluarga kurang mampu melalui Program Beasiswa Bidikmisi.

Iva pun bergegas mendaftarkan diri sebagai peserta Program Beasiswa Bidikmisi melalui jalur PMDK.

Pilihannya program studi Pendidikan Kedokteran Gigi dan Kimia, FMIPA di Universitas Jember (Unej).

Dia memilih kuliah di Unej gara-gara mendengar cerita tetangganya yang kebetulan sudah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Unej.

“Kata tetangga saya, kuliah di Jember itu enak, biaya hidupnya tidak mahal, dan yang terpenting nuansa religiusnya kental seperti Jombang. Cerita ini yang membuat saya ingin kuliah di Universitas Jember. Sementara memilih FKG karena saya pikir kuliah di FKG tidak bakal bersentuhan dengan mayat. Eh, ternyata walau kuliah di FKG juga harus praktik dengan mayat yah,” kata mahasiswi yang hobi bernyanyi ini sambil tertawa mengingat hal itu.

Tekad seorang Iva Magfirah begitu kuat. Mimpi meraih gelar dokter gigi menjadi penuntun baginya untuk meraih cita-cita yang ia idamkam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News