Kisah Pensiunan Australia Jadi Turis di Korea Utara

Kisah Pensiunan Australia Jadi Turis di Korea Utara
Kisah Pensiunan Australia Jadi Turis di Korea Utara

Bagi pakar Korea Utara dari La Trobe University, Euan Graham, hal itu menawarkan wawasan yang menarik karena Pemerintah Korea Utara terkenal atas kontrolnya yang ketat pada informasi.

"Sudah 10 tahun sejak saya berada di Korea Utara sehingga gambaran tentang Pyongyang di permukaan tampak berubah," kata Dr Graham.

"Ada lebih banyak bangunan tinggi, lebih banyak warna, dulunya bernuansa abu-abu ... yang saya dapatkan adalah bahwa Korea Utara semakin memiliki rasa dan penampilan sebagai ibukota Asia biasa."

Namun, Dr Graham mengatakan Pyongyang hanya memiliki nuansa dan penampilan itu untuk beberapa warga Korea Utara tertentu.

"Itu adalah ibukota tontonan, ibukota jadi-jadian," kata Dr Graham.

"Jadi banyak sumber daya yang disalurkan ke seluruh wilayah negara terkonsentrasi di sana. Di situlah para elit tinggal. Orang Korea Utara biasa tak bisa memilih untuk tinggal di Pyongyang."

Kesenjangan antara daerah pedesaan dan ibukota sangat mencolok.

"Ada bermil-mil sawah dipanen oleh orang-orang dengan sabit di tangan mereka," kata Henschke.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News