Kisah Perjuangan Ngadiyem, Punya 12 Anak, Semua Sukses jadi Pengusaha

Kisah Perjuangan Ngadiyem, Punya 12 Anak, Semua Sukses jadi Pengusaha
Ilustrasi. Foto: munsypedia

“Saya pernah coba KB, tapi gak cocok saya malah sakit-sakitan. Jadi berhenti. Saya melahirkan anak terakhir itu pas umur 48 tahun, ada sempat pendarahan lagi. Tapi alhamdulillah, Allah lindungi saya,”katanya.

Ngadiyem adalah warga transmigrasi dari daerah Jawa Tengah sejak tahun 1980an pada era Presiden  Soeharto. Alasannya ikut transmigrasi ke Papua adalah untuk dapat mengubah nasibnya, dengan mencoba mencari peruntungan di tanah Papua. 

Benar saja tahun ke tahun, Ngadiyem dan suami berhasil berkebun dan miliki warung mungil dan menambah pundi-pundinya. “Sekitar tahun 90an itu ada warung. Hasilnya lumayan, bisa untuk sekolahkan anak-anak,”katanya. 

Karena jumlah anak yang tak sedikit, Ngadiyem hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus SD. Untuk melanjutkan SMP, anak-anaknya pun mencari uang sendiri untuk membiayai sekolahnya. 

“Anak ke 1 sampai 4 cuma lulus SD terus kerja di toko, sama ada yang kerja di kapal ikan. Jadi kakaknya ini yang bantu sekolahkan adik-adiknya sampai SMA,” kata wanita yang telah menjanda sejak 2008 ini.

Meskipun serba kekurangan, Ngadiyem selalu mengingatkan sang anak untuk tetap jujur, berusaha, dan berdoa, juga mengandalkan diri sendiri. Tak hanya itu, semua nama anak Ngadiyem diawali dengan huruf S. Sementara nama almarhum sang suami adalah Ngadi. Ngad berarti hari Minggu dalam bahasa Jawa, karena lahir di hari Minggu sang suami diberi nama Ngadi, pun Ngadiyem yang juga lahir dihari Minggu. 

“Saya selalu bilang, jangan andalkan orang tua. Kita gak punya apa-apa. Harus berusaha. Nama itu bapaknya yang kasih, semuanya dari huruf S. Sugito, Sumardi, Suligi, Sumiatun, Siswanto, Sarju, Surat, pokoknya S semua,” tandasnya.

Karena wejangan untuk mengandalkan diri sendiri yang kerap ditanaman pada anak-anak juga doanya untuk keberhasilan anaknya, para anak Ngadiyem berhasil sukses dalam menjalankan usahanya. “Tiap salat saya berdoa. Ya Allah, lindungi anak cucu saya, mudahkan rejekinya, lancarkan usahanya. Itu terus lakukan,” katanya tampak mulai berkaca-kaca. 

PROSES mendidik anak tidaklah gampang, selimut doa, sentuhan kasih sayang dan didikan selalu mengiringi langkah anak. Suksesnya seseorang tak akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News