Kisah Petinju Filipina Peraih Medali Perak Olimpiade Tokyo, Ternyata Dulunya Seorang Pemulung
Bakat Paalam saat itu tercium oleh pelatih tinju Filipina Elmer Pamisa yang setiap minggunya menyaksikan pertarungan acara tersebut. Paalam akhirnya direkrut dan kemudian mengikuti program mulai 2009.
Bagi Paalam, Pamisa adalah sosok ayah kedua dalam hidupnya karena dirinya benar-benar dirawat hingga menjadi seorang seperti saat ini.
"Di sanalah saya bisa menunjukkan bakat saya dan pelatih Elmer Pamisa bisa merekrut saya. Dia benar-benar ayah bagiku, dia juga yang merawatku," ungkap Paalam
Keberhasilan pria berusia 33 tahun itu meraih medali di ajang Olimpiade membuat kondisi ekonominya terbantu.
Ditengah mewabahnya virus Covid-19, ekonomi keluarga Paalam sempat mengalami goncangan. Tinggal bersama 10 saudaranya, Paalam sempat mengalami kesulitan dalam membayar tagihan listrik.
"Ada terlalu banyak dari kami di rumah dan ada kalanya kami tidak memiliki aliran listrik karena kami tidak punya cukup uang untuk membayar tagihan,”
"Saya bersyukur untuk olahraga ini (tinju) karena jika bukan karena tinju saya tidak akan bisa membantu keluarga saya, saya sendiri, serta saudara dan juga kerabat saya,” ujar Paalam.
Raihan medali perak Paalam di Olimpiade Tokyo 2020 melengkapi medali emasnya di Sea Games 2019 dan medali perunggu yang diraihnya di ajang Asian Games 2018.
Dibalik kesuksesan Carlo Paalam meraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020, ternyata ia pernah mengalami kehidupan yang sulit dengan menjadi pemulung.
- Rangkul Anak-Anak Pemulung, Akulaku & BAZNAS RI Berbagi Berkah Ramadan
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pelatih Filipina Ancam Timnas Indonesia
- 2 Skenario Agar Timnas Indonesia Lulus Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Pelatih Baru Filipina Menebar Ancaman, Timnas Indonesia Wajib Waspada
- AQUA Berdayakan Para Pemulung Jadi Pelaku Industri Ekonomi Sirkular
- Seorang Pemuda Tewas Tersambar Kereta di Cipinang