Kisah RPKAD Merebut RRI dari G30S PKI, Ada Brigjen Takut Masuk Studio Siaran

Kisah RPKAD Merebut RRI dari G30S PKI, Ada Brigjen Takut Masuk Studio Siaran
Ilustrasi: kaus bergambar palu arit yang diidentikkan dengan PKI. Foto: dok/JPNN.com

G30S PKI pun menggunakan RRI sebagai corongnya. Setelah menyiarkan warta berita yang usai pukul 07.15, RRI mengudarakan maklumat Letkol Untung Syamsuri tentang Dekrit No 1 Dewan Revolusi.

Untung juga mengumumkan mengenai dirinya menjadi pemegang komando G30S yang memiliki wakil komandan dari empat angkatan, yakni Brigjen Supardjo, Kolonel Laut Sunardi, Letkol Udara Heru Atmodjo, dan Ajun Komisaris Besar Polisi Anwas.

Isi maklumat Untung menyatakan pembersihan terhadap para anggota Dewan Jenderal. Dekrit itu juga mendemisionerkan Kabinet Dwikora.

Pada pukul 10.00, RRI menyiarkan perintah harian Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksdya Omar Dhani yang isinya bernada mendukung G30S.

Syahdan, pada pukul 14.00, RRI menyiarkan dua keputusan Dewan Revolusi Indonesia. Keputusan nomor 1 tentang susunan Dewan Revolusi Indonesia.

Adapun keputusan nomor dua mengenai penurunan pangkat tentara di atas letkol.

Pada hari itu terdapat kekosongan kepemimpinan di TNI AD. Mayjen Soeharto selaku Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengambil alih komando di TNI AD yang sebelumnya dipegang Letjen A Yani.

Selanjutnya, Soeharto memerintahkan Letkol Sarwo Edhie Wibowo mengambil alih RRI dan Kantor Besar Telekomunikasi. Saat itu Sarwo Edhie merupakan komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Beginilah kisah RPKAD merebut RRI dari anggota G30S PKI hingga pidato Soeharto mengudara. Detik-detik menegangkan hingga memantik tawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News