Kisah Sedih Bocah-bocah SD itu Akan Berakhir

Kisah Sedih Bocah-bocah SD itu Akan Berakhir
Siswa SD. Ilustrasi.Foto: Doni K/dok.JPNN

jpnn.com - SIMALUNGUN - Anak-anak di Dusun Pulo Raya dan Dusun Bangun Baru, Nagori Marubun Lokkung, Kecamatan Dolok Silau, Simalungun, Sumut, harus berjalan kaki selama dua jam untuk sampai di sekolahnya.

Patiar Manurung- Simalungun

Medannya berbukit, jalan tanah, dan itu harus dilalui anak-anak yang masih berumur 7 tahun. Dan, tampaknya, kisah sedih itu akan berakhir. Pemkab Simalungun telah menyiapkan anggaran di APBD 2016 untuk membangun Sekolah Dasar (SD) Mini di sana, yang akan menampung kelas 1, 2 dan 3.

Warinson Purba, salah satu warga Pulo Raya, mengaku pihaknya telah menyampaikan keluhan mereka kepada anggota DPRD Simalungun Johalim Purba. Saat itu masih menjabat sebagai Ketua Komisi IV, yang menangani bidang pendidikan.

Mereka menyampaikan bahwa anak-anak warga dua huta (kampung) tersebut tidak maksimal dalam menuntut ilmu ke SD 0914118 Marubun Lokkung, karena telah lelah berjalan kaki sekitar 5 kilometer.

Terutama anak-anak yang masih kelas 1 sampai kelas 3, banyak yang enggan sekolah karena membayangkan berjalan kaki di jalan licin dan bahkan di sisi jurang. Jika tidak konsentrasi, maka dapat terjatuh ke jurang yang cukup dalam.

Kepada Johalim Purba, warga sangat berharap aspirasinya disampaikan dan diperjuangkan untuk segera direalisasikan.

"Kami berharap anak-anak kami mendapat kesempatan yang sama dengan anak-anak di daerah lain untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tentunya fasilitas pendidikan yang memadai dan terjangkau adalah harapan kami," kata Warinson Purba.

SIMALUNGUN - Anak-anak di Dusun Pulo Raya dan Dusun Bangun Baru, Nagori Marubun Lokkung, Kecamatan Dolok Silau, Simalungun, Sumut, harus berjalan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News