Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (2)

Konsentrasi Demam, Tak Sadar Sembilan Hari Tak Kencing

Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (2)
Kisah Sedih Penderita Komplikasi Penyakit Hyper-IgE yang Langka (2)
Sampai di situ, dokter juga tidak mengambil tindakan alternatif selain cuci darah. Atau, mengonsulkan Panca ke dokter spesialis lain. Si pasien yang memang tidak tahu apa-apa tentang medis juga hanya bisa pasrah mengikuti semua perintah dokter. Termasuk ketika dua hari kemudian, dokter menyuruh dirinya cuci darah lagi.

 

Pada cuci darah yang ketiga itu, perubahan terjadi. Bukan perubahan yang mengarah ke kesembuhan, melainkan sebaliknya. Di tengah proses cuci darah, tiba-tiba suhu badan Panca meningkat dan darahnya mulai menunjukkan pembekuan. Itu tanda bahaya. Karena itu, meski baru 3,5 jam berjalan "tinggal 1,5 jam lagi?, cuci darah dihentikan.

 

Karena kondisinya semakin tidak jelas dan agak mengkhawatirkan, atasan Panca (manajer pemasaran) dan manajer HRD (human resource development) Jawa Pos memutuskan memindahkan Panca ke RS Siloam Surabaya. Karena data dari rumah sakit sebelumnya tidak lengkap, begitu tiba di RS Siloam, Panca terpaksa dievaluasi ulang. Berbagai jenis pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan almarhum tak bisa kencing sampai sembilan hari.

 

Dokter pertama yang menangani Panca di Siloam adalah dr Djoko Santoso SpPD KGH PhD. Tapi, karena yang harus diperiksa dalam kasus Panca saat itu bukan hanya ginjalnya, namun juga saluran kencingnya, dr Djoko pun merasa perlu mendapatkan bantuan ahli bedah urologi (saluran kencing). Ketika itu, yang dipilih adalah dr Adi Santoso SpBU.

 

Jangan sembarangan menggunakan antibiotik. Juga jangan sepelekan perubahan sekecil apa pun pada kebiasaan tubuh Anda. Misalnya, ketika jumlah air

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News