Kisah Seorang Mualaf, Gemetaran saat Masuk Masjid

Kisah Seorang Mualaf, Gemetaran saat Masuk Masjid
Tonny Christianto duduk di serambi Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun. Foto: BAGUS INSANU ROKHMAN FOR RADAR MADIUN

jpnn.com - Delapan tahun silam, Tonny Christianto memutuskan menjadi mualaf. Beberapa anggota keluarganya mengikuti jejaknya memeluk Islam. Bagaimana ceritanya?

DILA RAHMATIKA, Madiun

JANTUNG Tonny Christianto berdetak kencang saat menginjakkan kaki di sebuah masjid tak jauh dari rumah kontrakannya pagi itu. Tubuhnya pun gemetaran.

Dilihatnya puluhan teman kerjanya telah menanti kedatangannya. Mereka duduk melingkar bersama dua orang ustaz.

Setelah menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan sang ustaz, Tonny dibimbing mengucapkan kalimat syahadat.

‘’Setelah membaca syahadat, saya langsung sujud syukur sambil menangis. Saya merasa seperti terlahir kembali,’’ tuturnya mengenang peristiwa di Masjid Nurul Islam, Batam, delapan tahun silam.

Usai mengucapkan kalimat syahadat, Tonny lantas bergegas mengikuti ustaz untuk diajari tata cara wudhu. Dilanjutkan persiapan salat Dzuhur untuk kali pertama.

Ya, sejak delapan tahun silam Tonny menjadi seorang mualaf. Sejak itu pula Tonny menjalani ibadah sesuai syariat Islam. Selain salat lima waktu, pria 28 tahun itu tekun belajar mengaji. ‘’Tiga tahun kemudian saya baru bisa baca Alquran,’’ katanya.

Tony Christianto seorang mualaf, memeluk Islam, tubuh gemetaran saat masuk masjid untuk dibimbing mengucap syahadat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News