Kisah Srikandi Cantik Malam Mingguan Bareng Mayat (2/Habis)

Kisah Srikandi Cantik Malam Mingguan Bareng Mayat (2/Habis)
Tampak srikandi, pegawai kamar jenazah RSUD Kota Mataram. FOTO: Lombok Post/JPNN.com

Terbiasa lihat daging, jadi sudah tidak takut-takut lagi sama manusia yang juga tubuhnya dari daging,” selorohnya.

Sejak mulai kerja Oktober 2015 lalu, Kadek menyimpan banyak cerita. Terutama horor. Suatu ketika, ia pernah bekerja sendiri, piket menjaga jenazah. Tiba-tiba, telinganya jadi sangat sensitif mendengar berbagai suara yang tidak mungkin terjadi di sekitar atau luar ruangan.

Ada yang ‘ganggu’ gitu, kayak suara benda jatuh, suara berderit-derit, sampai suara-suara lonceng,” tuturnya. Wajah, Kadek berubah serius.

Dalam kondisi seperti itu, Kadek biasanya lebih memilih banyak berdo’a dan memasrahkan diri agar Tuhan melindunginya selama bekerja. Syukurnya sampai saat ini, ia tidak pernah mengalami peristiwa yang lebih horor dari mendengar suara-suara itu.

Saya pernah ikut sift siang sampai jam delapan malam dan juga harus on call istilahnya. Jadi jika sewaktu-waktu, tenaga saya dibutuhkan mengurusi jenazah seseorang, saya harus siap. Meskipun itu tengah malam,” tandasnya.

Tak ada pengecualian walau itu malam minggu, maka ia pun harus siap malam mingguan dengan mayat!

Lain cerita Kadek, lain juga cerita Nurhayati. Peristiwa paling mencekam dan menguras adrenalin adalah saat ia harus memandikan mayat (maaf) tanpa kepala.

“Saya sempat berfikir dan menyesali pekerjaan ini, tapi saya kembali memotivasi diri, harus kuat dan kuat. Ya inilah pekerjaan. Sampai akhirnya kini sudah jauh lebih siap menghadapi mayat. Apapun kondisinya,” tutur gadis lulusan SMK Keperawatan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News