Kisah Tentang Bos-Bos Penyuka Sesama yang Bikin Arisan Brondong

Kisah Tentang Bos-Bos Penyuka Sesama yang Bikin Arisan Brondong
Ilustrasi Donjuan: RADAR SURABAYA

jpnn.com - SURABAYA - Arisan masa kini tak melulu dengan uang atau emas permata. Brondong-brondong ganteng kuliahan pun bisa menjadi koin arisan. Di Surabaya, arisan seperti ini juga diikuti oleh bos-bos yang masuk golongan gay.

Berdasarkan penelusuran Radar Surabaya (Jawa Pos Group), komunitas gay bos-bos ini berbeda dengan komunitas gay lainnya. Penampilannya sungguh parlente dan tidak sama sekali menunjukkan ciri-ciri gay-nya. 

Bahkan di antara mereka punya istri dan juga karier yang cukup moncer. Ada yang memiliki perusahaan besar, menjadi bos di salah satu kedutaan ternama, polisi, PNS dan lain sebagainya.

Pertemuannya pun cukup eksklusif. Tidak pernah mereka memilih mal-mal atau pusat keramaian yang membuat kepala pusing. Tak pernah tanggung-tanggung, mereka memilih berjumpa di hotel ternama. Pesertanya pun tak hanya dari Surabaya, tapi dari kota atau daerah lain.

Enam bulan sekali mereka jalan-jalan ke luar negeri.

“Jumlah orangnya sedikit, cuma 11 orang,” kata salah satu anggotanya sebut Donjuan, 43 di sela-sela pembagian harta waris di salah satu kantor pengacara depan Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Kamis (3/3).

Kehadiran Donjuan di PA saat itu untuk mengurus warisan orang tua dan keempat saudaranya. Karena kesibukannya, dia menyerahkan kepengurusan warisan tersebut ke pengacara itu. 

Awalnya, Donjuan tak mengungkapkan bila dirinya termasuk golongan kaum yang lagi dibicarakan saat ini. Dia hanya mengungkap bila temannya banyak dan kaya-kaya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News