Kisah Tentang Penemuan Sosok Ganjil yang Akhirnya Menjadi Presiden RI

Kisah Tentang Penemuan Sosok Ganjil yang Akhirnya Menjadi Presiden RI
Halaman depan The New York Times edisi 22 Mei 1998 dengan headline mundurnya Presiden Soeharto yang dilanjutkan naiknya BJ Habibie sebagai penggantinya. Foto: NY Times

jpnn.com - Pada 21 Mei 1998, Indonesia mengalami suksesi kepemimpinan nasional. Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun memutuskan lengser, lalu digantikan oleh BJ Habibie.

Awalnya pemilik nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie itu menjadi wakil presiden pendamping Soeharto. Pada 11 Maret 1998, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melantik Soeharto dan BJ Habibie sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 1998-2003.

Namun, reformasi memaksa Pak Harto turun dari kursi kepresidenan. Habibie yang baru menjadi wakil presiden selama dua bulan lebih beberapa hari langsung menjadi Presiden RI.

Sebelum menjadi wakil presiden, Habibie merupakan teknokrat. Tokoh kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 itu adalah sosok pilihan Presiden Soeharto untuk jabatan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI sejak 1978 hingga 1998.

Jauh sebelum menjadi teknokrat, Habibie telah dikenal sebagai sosok mentereng di Jerman. Lantas, mengapa sosok yang dikenal jenius itu mau pulang ke Indonesia?

Ada peran Ibnu Sutowo sebagai tokoh yang menemukan Habibie. Ibnu adalah direktur utama Pertamina periode 1968-1976.

Dalam biografi Ibnu Sutowo berjudul Saatnya Saya Bercerita, tokoh militer cum pengusaha itu mengaku sebagai orang yang menemukan Habibie.

Ibnu mendengar nama Habibie dari dr. Sanger. “Waktu itu disebutkan ia (Habibie, red) bekerja pada Messerschmidt-Bolkow-Blohm di Hamburg,” tutur Ibnu dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH tersebut.

Ibnu Sutowo merupakan direktur utama Pertamina ketika mendengar dari koleganya soal BJ Habibie yang sudah bekerja di MBB Jerman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News