Kisah Tim Heli TNI Menembus Medan Sulit di Lokasi Bencana Tsunami Mentawai
Ingat Wajah Pengungsi, Tak Peduli Habiskan 2.600 Liter Avtur Per Hari
Jumat, 12 November 2010 – 08:08 WIB
Syas dan timnya diberangkatkan dari Skuadron 21/Sena TNI-AD, Jakarta. Dia bertugas sejak dua hari pascagempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang disertai tsunami di Kepulauan Mentawai. Hasilnya, setelah berkali-kali gagal terbang, Selasa lalu (2/11) Syas dan krunya menjadi tim heli pertama yang mendarat di ujung Pulau Pagai Selatan, yakni Dusun Surat Aban.
Baca Juga:
"Ketika datang, kami disambut isak tangis karena hampir sepekan mereka menanti bantuan makanan. Saya pun berlinang air mata melihat mereka berebut makanan," ungkap Syas.
Heli yang digunakan dalam misi bantuan bencana tsunami kali ini adalah dua jenis helikopter Mi-17 V-S produksi Rosoboronexport Rusia, yakni sejenis biro negara yang diberi kewenangan untuk menangani ekspor senjata Rusia.
Para pilot sangat yakin dengan kekuatan mesin heli bikinan 2008 itu. Sebab, heli dilengkapi penunjuk arah udara, perlengkapan perang elektronik, peringatan awal satuan lintas udara, serta pencari sinyal darurat. Mi-17 juga mampu membawa barang, baik dalam kabin maupun di luar kabin, dengan kekuatan maksimum 13 ton.
Menyalurkan bantuan untuk para korban tsunami di Kepulauan Mentawai tidaklah mudah. Inilah kisah bagaimana sulit dan mahalnya menyalurkan bantuan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor