Kisah Warga Indonesia Bertahan dalam Badai Ekonomi Akibat Lockdown di Melbourne

Kisah Warga Indonesia Bertahan dalam Badai Ekonomi Akibat Lockdown di Melbourne
Zurlia Usman (kanan) bersama putrinya, Anisa Azzahra Ismail yang menjadi direktur Emaan sejak dua tahun lalu. (Koleksi pribadi)

"Waktu itu belum ada larangan tidak boleh bertamu seperti sekarang, jadi yang mau gunting rambut bisa bikin janji dulu, kemudian datang ke apartemen saya," kata Fenny yang juga asal dari Indonesia.

"Atau kalau ada yang memanggil [untuk potong rambut] ke rumah mereka, … asal enggak sampai travelling sampai dua jam, saya jalani juga."

'Demi kepentingan bersama'

Kisah Warga Indonesia Bertahan dalam Badai Ekonomi Akibat Lockdown di Melbourne
Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.

 

Tapi kemudian Fenny memutuskan mencari kerja di salon untuk membatasi orang yang datang ke apartemennya.

Baru juga beberapa saat bekerja, ia harus berhenti sementara setelah Pemerintah Victoria memberlakukan aturan pembatasan tahap empat.

"[Rabu kemarin] menjadi hari terakhir saya bekerja karena salon nggak masuk kategori bisnis yang esensial," kata dia kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

"Siapa yang menyangka bakal naik ke stage 4 begini? Sekarang di rumah dulu saja sambil menunggu keadaan enam minggu ke depan, mudah-mudahan membaik dan bisa kerja lagi."

Mengajar online demi uang saku

Kisah Warga Indonesia Bertahan dalam Badai Ekonomi Akibat Lockdown di Melbourne Photo: Amazia yang adalah mahasiswa Indonesia bekerja sebagai guru Bahasa Inggris online untuk memenuhi kebutuhan selama lockdown di Victoria. (Supplied: Amazia Pravianti Tanuatmadja)

 

Sudah 16 tahun Zurlia Usman, asal Malang, membuka sebuah butik di Melbourne. Dengan aturan pembatasan tahap keempat terkait pandemi COVID-19 bisnis itu terpaksa tutup

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News