Kisruh Minyak Goreng, Ekonom UI: Bukan Mafia

Kisruh Minyak Goreng, Ekonom UI: Bukan Mafia
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menilai kisruh minyak goreng bukan tentang mafia. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Pemerintah bisa menggunakan data Kemensos yang sudah sangat lengkap untuk menyalurkan bantuan sosial yang lebih sesuai target sasaran.

“HET ditetapkan harga Rp 19 ribu, untuk yang kaya tidak masalah, yang punya masalah kita bantu. Ada konsolidasi dengan kalangan produsen. Jangan dimusuhin. Justru harusnya diajak ngobrol untuk kepentingan nasional. Jangan dituduh mafia juga,” beber Fithra.

Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian meminta pemerintah membuat strategi yang pas untuk memenuhi aspek kebutuhan pangan pokok.

"Jika kilas balik, ini merupakan janji di awal pemerintahan Presiden Jokowi untuk ketahanan pangan," ucapnya.

Selain itu, ILUNI UI menilai ini hal penting, apalagi akan masuk Ramadan.

"ILUNI UI akan memberikan berbagai masukan yang diperlukan. Apalagi kita sebagai bangsa agrikultur harusnya punya potensi besar ketahanan pangan dan pembatasan impor,” kata Andre.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan berbagai hal yang sudah dilakukan untuk menjaga ketersediaan pangan.

Menurutnya, jelang Ramadan dan Lebaran, sembilan komoditas yang ada di Perpres No. 66 tahun 2021 jadi perhatian bersama.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menilai kisruh minyak goreng bukan tentang mafia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News