KLHK Dorong Pembentukan Panel Etis Dunia di Konferensi Perubahan Iklim

Keberadaan panel etis dapat menyeimbangkan pendekatan ilmiah dengan pendekatan agama dan budaya dalam mengendalikan perubahan iklim.
"Perlukah panel etis perubahan iklim? Jawabannya perlu dan sangat mendesak, perubahan iklim itu yang utama diakibatkan krisis moral, penyelesaiannya adalah dengan pendekatan etis. Dalam Islam apa yang kita hadapi seperti dampak perubahan iklim adalah kerusakan "Alhasad" agama sudah menyatakannya," ujar Din Syamsuddin.
Din Syamsuddin menambahkan, jika kesalahan fatal umat manusia itu karena melihat alam ini sebagai obyek, seharusnya sebagai subyek, karena alam dan manusia sama-sama ciptaan Allah, maka dia harus diperlakukan sebagai subyek.
"Alam semesta juga punya unsur ilahiah, jadi manusia harus respek terhadap alam, harus memuliakan alam, seperti manusia respek terhadap manusia lainnya," imbuh Din Syamsuddin. (cuy/jpnn)
Indonesia berinisiatif untuk mendorong peran para tokoh agama dan tokoh budaya sebagai Panel Etis dunia yang diharapkan dapat berdiri sejajar dengan para ilmuwan.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Telkom Libatkan Komunitas Lokal, UMK, & Masyarakat untuk Perubahan Bumi
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi
- Hari Bumi, Siswa SIS SJ Diajak Ikut Atasi Perubahan Iklim Sejak Dini
- Desa Mukti Sari Memanfaatkan Limbah Ternak untuk Kemandirian Energi
- NEC Indonesia Laporkan Dampak Positif Penanaman 6.250 Pohon bagi Lingkungan