KLHK Ingatkan Bahaya Merkuri untuk Kesehatan Masyarakat

KLHK Ingatkan Bahaya Merkuri untuk Kesehatan Masyarakat
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Pengelolaan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), KLHK, Rosa Vivien Ratnawati memaparkan bahaya Merkuri untuk kesehatan masyarakat melalui video virtual. Foto: dok Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Pengelolaan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), KLHK, Rosa Vivien Ratnawati terus mengingatkan masyarakat akan dampak berbahaya merkuri.

Dia menyampaikan, merkuri merupakan logam berat yang banyak terdapat pada hal-hal di sekitar kehidupan masyarakat.

Adapun produk yang menggunakan merkuri antara lain termometer air raksa, tensimeter, amalgam gigi, baterai, lampu bertekanan tinggi, dan kosmetik ilegal.

“Masyarakat bisa terpapar dengan cara menghirup udara yang terkontaminasi, mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi serta penyerapan melalui kulit," ungkap Vivien dalam diskusi "Merkuri: Musuh Dalam Selimut," yang digelar secara daring, Kamis (9/9).

Dia menambahkan, merkuri bisa menyebabkan gangguan pencernaan, pernafasan, kulit, dan ginjal.

Dia mencotohkan salah satu aktivitas yang bisa menyebabkan kebocoran merkuri ke lingkungan seperti penambangan emas ilegal yang membuang sampah ke sungai.

Padahal, kata dia, sampai saat ini belum ada teknologi untuk memusnakan unsur kimia yang dikenal sebagai raksa itu.

Sementara itu ahli dermatovenereologist, dokter Nenden Sobarna menjelaskan dampak dari terpapar merkuri pada kulit antara lain jerawat meradang, alergi wajah, iritasi kulit hingga kanker kulit.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Pengelolaan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), KLHK, Rosa Vivien Ratnawati terus mengingatkan masyarakat akan dampak berbahaya merkuri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News