KLHK Tunjukkan Penyelamatan DAS Citarum Lewat Teluk Jambe

KLHK Tunjukkan Penyelamatan DAS Citarum Lewat Teluk Jambe
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengunjungi Teluk Jambe Karawang, Jabar. Foto: Humas KLHK

Kapasitas sungai ini hanya mampu menampung beban pencemaran air limbah sebesar 127,44 ton per hari. Sementara saat ini, limbah yang dibuang sebesar 430,99 ton per hari.

“Saya udah lama khawatir dengan sungai kita. Memang tidak mudah menata tapi kita bekerja keras untuk itu. Perbaikan kualitas air sungai sudah sangat urgent untuk dilakukan. Perbaikan dilakukan melalui penataan regulasi, pembenahan pemanfaatan ruang, pengamanan daerah hulu sebagai daerah tangkapan air, pembinaan dan fasilitasi masyarakat industri, pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan limbah dan sampah serta pendidikan lingkungan bagi masyarakat. Kita harus selamatkan sungai-sungai kita,"  tegas Menteri Siti dalam sambutannya.

Menteri Siti juga menyatakan kekhawatirannya karena persoalan lingkungan ini sebelumnya terlalu lama dibiarkan. Oleh karena itu, persoalan ini juga memerlukan solusi integratif antar sektor.

"Saya akan bicara dengan Menteri PUPR, dan Menteri BUMN. Karena BUMN dan swasta juga memiliki perhatian terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu diselaraskan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada," lanjut Menteri Siti.

Pembangunan (IPAL) Wetland-Biocord ini merupakan upaya penurunan beban pencemaran dari air limbah yang berasal dari kegiatan mandi dan cuci warga (grey water) yang selama ini dibuang langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Sedangkan Ekoriparian adalah kawasan wisata di pinggir sungai dengan konsep edukasi lingkungan.

Dalam laporannya, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) MR. Karliansyah, menyampaikan fasilitas yang sudah dibangun saat ini adalah saung kompos dan jembatan penghubung antara Zona 1 dan Zona 2.

Selain terdapat sarana pengolahan air limbah rumah tangga yang menggunakan wetland serta biocord. Aktivitas lain di Ekoriparian Teluk Jambe diantaranya penanaman tanaman obat keluarga, penanaman pohon endemik, penanaman arboretum bambu, dan budidaya tanaman hidroponik.

Pada kesempatan tersebut, Karliansyah menegaskan masyarakat sebagai ujung tombak dalam peningkatan kualitas air sungai.

KLHK juga mengambil peran dalam kegiatan pengelolan sungai untuk penyelamatan dengan melakukan rehabilitasi hutan besar-besaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News