Koleksi Dokumen Sejarah Indonesia Banyak Disimpan Monash University

Koleksi Dokumen Sejarah Indonesia Banyak Disimpan Monash University
Monash University di Australia. Foto: The Australian/Zoe Phillips

"Kita memiliki koleksi Balai Pustaka khususnya untuk karya sastra, seperti salah satunya adalah novel 'Layar Terkembang' karya Sutan Takdir Alisjahbana, yang sangat penting saat itu karena menceritkan pergulatan para anak-anak muda, soal nasionalisme, dan pergerakan gender," jelas Dr Rheny.

Dr Rheny mengatakan koleki Balai Pustaka juga memiliki karya sastra tradisional dalam sejumlah bahasa daerah, serta novel dari bahasa lain, seperti dalam bahasa Belanda yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Koleksi lain yang juga tak kalah bernilai adalah koleksi sejarah Indonesia dengan jumlah 5.000 volume soal Indonesia sejak jaman pemerintah Hindia Belanda.

Ada pula koleksi Charles Coppel, yang pernah melakukan riset soal etnis China di Indonesia.

Dalam koleksi ini, Anda bisa mempelajari soal kepercayaan etnis Cina hingga mistis Jawa. Ada pula sejarah gerakan asimilasi etnis China di Indonesia pada tahun 1960. Tak ketinggalan pula catatan soal aksi kejahatan terkait sentimen anti-China akhir 1990an.

Minat kajian Indonesia menurun

Meski keberadaan koleksi Indonesia dimaksudkan untuk mendukung studi dan penelitian lebih banyak soal Indonesia, sayang minat kajian Indonesia di Australia telah menurun.

Tapi Dr Rheny berpendapat bahwa mempertahankan Koleksi Indonesia di Perpustakaan Monash University tetaplah penting.

"Alasan terpenting adalah karena ini merupakan sumber informasi di luar indonesia bagi para pelajar dan peneliti yang sedang melakukan riset bersama Monash, karenanya kita harus mempertahankannya."

Dokumen dalam bentuk buku-buku, jurnal, koran, majalah, hingga arsip nasional seperti naskah pidato kepresidenan Republik Indonesia masih tersimpan rapih di Melbourne, Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News