Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan, Profesor Bela Diri Pertama di Indonesia
Dulu Sering Dipalak Preman, Kini Guru Para Preman
Sabtu, 19 April 2014 – 14:08 WIB
Saat ditanya soal impiannya yang belum terwujud, Ivan menyebut kata moksa alias menghilang dari bumi. Itulah yang dilakukan para kesatria zaman dulu setelah melewati berbagai tahap kehidupan. Dalam istilah sekarang, moksa bisa diartikan sebagai menyepi. Ivan ingin menyepi ke pegunungan dan bersatu dengan alam.”Saya merasa ketika ada di ketinggian alam semesta, hutan belantara, saya merasa menjadi bagian dari peredaran alam semesta ini,” ucapnya.
Ivan menambahkan, moksa sebenarnya upaya untuk mengembalikan manusia kepada asalnya. “Banyak praktisi bela diri akhirnya menyepi, bersemadi, karena justru di situlah puncak ilmu bela diri,” tandasnya. (*/c10/ari)
Gelar profesor biasanya diberikan kepada ilmuwan yang berdedikasi tinggi di bidang akademik. Namun, perkecualian bagi Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor