Komite II DPD RI Tinjau Tambak Udang Vaname di Aceh Timur

Komite II DPD RI Tinjau Tambak Udang Vaname di Aceh Timur
Komite II DPD RI Tinjau Tambak Udang Vaname di Aceh Timur

Menteri Trenggono menyebut skema pengelolaan klaster tambak budidaya udang vaname berkelanjutan di Aceh Timur ini juga ditujukan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat pembudidaya. Menteri KKP optimis, Aceh menjadi salah satu daerah penghasil udang terbesar di Indonesia yang berkontribusi tinggi pada pencapaian target produksi udang nasional.

Pemilihan Aceh Timur sendiri sebagai lokasi pembangunan klaster tambak percontohan udang vaname sebab kondisi alamnya yang masih sangat mendukung di mana kualitasnya air sangat baik, serta  lahan yang tersedia cukup luas. Minat masyarakat akan budidaya udang vaname juga besar.

"Ini wujud kehadiran Pemerintah untuk mendorong peningkatakan indeks kesejahteraan masyarakat. Kami berharap masyarakat serius mengelola dan memelihara tambak-tambak ini, karena hasilnya juga untuk masyarakat. Ini aset mereka, kami hanya menginstal infrastruktur, sarana,  dan memberikan pendampingan teknis," ungkapnya.

Saat dimintai keterangan, Abdullah Puteh menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Timur sudah merespon dengan sangat baik harapan Menteri KKP agar pengelolaan budi daya udang Vaname di Kabupaten Aceh Timur dijalankan secara lebih serius dan profesional. Hal ini diharapkan merupakan pemicu pengembangan perekonomian di Aceh Timur karena bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja dan sektor perikanan khususnya budi daya udang Vaname merupakan salah satu komoditas internasional yang bernilai ekonomis tinggi

Ketua Pokdakan Rahmat Rayeuk, Zakaria Husein mengakui perubahan besar yang dirasakan masyarakat dengan hadirnya klaster tambak percontohan di Matang Rayeuk. Produktivitas tambak naik drastis sebab tadinya masyarakat mengelola tambak secara tradisional dan semi intensif.

Padat tebar yang tadinya 20 ribu per per petak kini ditingkatkan menjadi 200 ribu. Hasil panen pun meningkat mencapai 2 ton sampai 3 ton per petak dari yang semula hanya ratusan kilo.

"Alhamdulillah, dengan adanya klaster tambak ini hasilnya bisa lebih. Tadinya panen hanya sekitar 500 sampai 800 kilo, sekarang bisa 2 ton lebih per petak. Tambak sekarang kan modern karena memakai teknologi," ujar Zakaria.

Hadirnya klaster tambak percontohan di Matang Rayeuk juga menciptakan multiplier effect. Pantai-pantai di sekitar tambak kini menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. Ini menciptakan peluang usaha bagi warga sekitar, seperti berjualan aneka makanan dan minuman.

Wakil Ketua Komite II DPD RI Abdullah Puteh mengapresiasi pembangunan klaster tambak udang vaname di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News