Kompleks Kusam itu Kini Lebih Berwarna

Kompleks Kusam itu Kini Lebih Berwarna
Suasana kompleks asrama polisi kawasan Jalan Koblen. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Nuansa warna-warni terlihat di kompleks asrama polisi kawasan Jalan Koblen, Kecamatan Bubutan. Kompleks tempat tinggal yang semula kusam itu kini berubah menjadi lebih berwarna. Warga mengubah lorong-lorong asrama di RW 9 Bubutan tersebut agar menjadi lebih nyaman.

Ketua RW 9 Bubutan Warsikin menyatakan, antusiasme warga untuk berbenah sangat tinggi. Keinginan itu datang dari kesadaran mereka sendiri. Tanpa paksaan. Mereka dengan sukarela melakukan pengecatan. Mulai dinding asrama, pintu, hingga lorong asrama. ''Ada yang pakai cat semprot. Ada pula yang pakai cat dinding,'' katanya kemarin.

Hasilnya pun sungguh di luar dugaan. Tokoh kartun Mickey dan Minnie Mouse yang menggemaskan menyita perhatian. Ada juga tokoh putri dalam film yang disukai anak-anak. Seekor kucing, hiasan jendela, sampai warna-warni luar angkasa membuat warga menjadi betah. ''Dua bulan ini dicat, kerja bakti. Warga sepakat bersama-sama membuat karya lukis di dinding,'' ucapnya.

Motivasi itu datang dari Sabar Swastono, penggiat Kampung Lawas Maspati. Sabar menyebut polisi kerap identik dengan kesan sangar dan menakutkan. Demikian juga asrama polisi yang terkesan tertutup dari masyarakat luar. Padahal, polisi bukan momok. ''Polisi juga welcome. Bisa membantu membangun budaya kebersamaan,'' katanya.

Kompleks asrama yang terdiri atas 253 rumah itu berada di area lahan seluas 22.350 meter persegi. ''Ada barak lama. Dibangun sejak zaman Belanda,'' tutur Warsikin. Ukuran setiap rumah 3 x 10 meter. Rumah-rumah itu terbentuk menjadi lorong-lorong. Setidaknya ada delapan lorong asrama di sana.

Yang menarik, meski antar-rumah dibangun dengan tembok dan tripleks, tidak ada gesekan antar sesama penghuni. Padahal, mereka juga datang dari berbagai daerah dan suku di Indonesia. ''Agama juga beragam. Saling menghargai. Bhinneka Tunggal Ika. Turis asing dari Inggris yang datang ke sini juga mengapresiasi,'' tambah Sabar.

Menggerakkan dan memotivasi warga awalnya juga tidak mudah. Namun, kesadaran dan pola pikir warga terus dibuka. Surabaya, lanjut Sabar, bisa menghasilkan kampung-kampung tematik yang menarik asal masyarakat juga memiliki kemauan yang kuat.

Nurul Chasanah, salah seorang kader, juga mengapresiasi antusiasme warga yang tidak terduga. ''Kalau sudah kemauannya, kompak." Bahkan, jiwa seni warga semakin bermunculan melalui edukasi wisata lorong asrama polisi tersebut. (puj/c15/ano) 

Menggerakkan dan memotivasi warga awalnya juga tidak mudah. Namun, kesadaran dan pola pikir warga terus dibuka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News