Komunitas Muslim di Darwin Bahas Pelecehan Terhadap Wanita Berjilbab

"Saya sendiri tidak pernah mendengar keluaraga atau kenalan saya mengalami pelecehan. Kami merasa lebih aman dibandingkan dengan kota-kota lainnya," tambah Razi, mahasiswa kedokteran yang kelahiran Arab Saudi.
Menurut dia, kegiatan ini menekankan kembali pentingnya kerjasama lintas budaya dalam mengatasi Islamophobia.
"Komunitas Muslim harus lebih proaktif misalnya dengan membuka masjid bagi siapa saja," katanya. "Dengan demikian semua orang bisa tahu Islam itu seperti apa."
Michael Murphy yang mewakili Kepolisian Northern Territory dalam forum itu mengatakan siapa pun yang mengeluarkan ancaman terhadap orang lain terkait dengan pakaian yang dikenakan, akan dikenakan tuntutan hukum.
"Pesannya jelas, mengancam orang lain tidak bisa dibenarkan," tegas Asisten Komisioner Michael Murphy di depan peserta.
Sementara itu imam Masjid Darwin Daud Yunus, mengatakan cara reaksi terbaik menghadapi pelecehan adalah tidak bereaksi sama sekali.
Pembicara lainnya dalam forum ini termasuk Jaya Srinivas dari the Indian Cultural Society and politisi lokal Lauren Moss.
Selain itu, juga hadir perwakilan dari organisasi Ruby Gaea, Melaleuca Refugee Centre dan the Top End Women's Legal Service.
Komunitas Muslim di Kota Darwin, Australia, bertemu guna membahas kasus-kasus pelecehan yang dialami sejumlah wanita berjilbab yang dikabarkan terjadi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan