Komunitas Muslim Indonesia di Australia Sambut Datangnya Ramadan

Komunitas Muslim Indonesia di Australia Sambut Datangnya Ramadan
Komunitas Muslim Indonesia di Australia Sambut Datangnya Ramadan

Awalnya ia mengaku agak susah untuk mencari tempat ibadah, karena masjid yang ia tahu cukup jauh lokasinya dari rumah dan terlalu beresiko baginya jika pergi di malam hari.

"Tapi setelah 15 hari terakhir saya tahu ada masjid yang lebih dekat," tambahnya.

Rita mengaku ada perbedaan taraweh di Indonesia dengan di Australia, salah satunya adalah tidak ada ceramah dan waktu mulai yang juga disesuaikan sehingga tidak langsung selepas shalat Isha.

"Yang membuat kangen adalah 'ngabuburit' (menunggu buka) dan berbuka puasa bersama keluarga, serta membeli persiapan untuk lebaran."

Muhammad Rayhan Sudrajat

Komunitas Muslim Indonesia di Australia Sambut Datangnya Ramadan Photo: Rayhan sudah berbagi tugas di dapur dengan istrinya selama bulan Ramadan. (ABC News: Erwin Renaldi)

Rayhan yang berasal dari Jawa Barat baru berada di Melbourne sekitar dua bulan. Ia pindah ke Australia untuk melanjutkan studinya di bidang musik di Monash University selama dua tahun ke depan.

Ia pernah ke Melbourne di bulan puasa sebelumnya, tapi Ramadan tahun ini akan menjadi yang pertama kali baginya berpuasa sebulan penuh di Melbourne.

"Tidak ada kekhawatiran untuk Ramadan pertama, karena saya membawa istri juga dan kita berdua sudah membuat program bersama untuk sahur," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News