Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang

Tak Mau Ikut Penari Hawaii yang Pakai Coconut Bra

Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang
GEMULAI: Ishan Odelia (paling depan) memimpin latihan tari khas Hawaii hula di sebuah fitness center apartemen di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (24/3). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Perempuan kelahiran 30 April 1987 tersebut menuturkan, tari hula sangat populer di masyarakat Jepang. Di berbagai tempat, banyak studio yang membuka kelas menari hula. Sampai-sampai ada movie berjudul Hula Girl. Mereka mengenal tari hula karena destinasi wisata sebagian besar warga Jepang adalah ke Kepulauan Hawaii.

Bahkan, justru di Jepang Ishan berguru tari hula secara serius. Setelah lulus SMA pada 2005, dia melanjutkan kuliah di jurusan international business di Sophia University, Tokyo. Setahun sebelumnya, dia kursus bahasa Jepang. Sembari belajar bahasa Jepang itulah Ishan bergabung dalam kelas menari hula selama dua tahun.

Pada 2008, dia cuti kuliah. Dia pun kembali ke Indonesia karena harus membantu bisnis ayahnya. Maklum, kebanyakan kolega bisnis sang ayah adalah warga Jepang. Mereka sangat menghargai jika ada rekan bisnis yang mahir berbahasa Jepang. Pada tahun yang sama, Ishan akhirnya sempat berkunjung ke Hawaii selama sepuluh hari. "Masak bisa tari hula nggak pernah ke Hawaii," ujarnya lantas tersenyum.

Sekembali dari Hawaii, dia mencari komunitas tari hula di Jakarta. Sayangnya, dia tak pernah menemukan. Akhirnya, dia bergabung ke studio belly dance. Di sana, dia menawarkan untuk memberikan kelas tari hula. "Saat itu pesertanya cuma dua sampai tiga orang. Nggak ada yang kenal tari hula sih," keluhnya.

Sejumlah perempuan Jepang di Jakarta bergabung dalam satu komunitas belajar menari hula (tari khas Hawaii). Ketika Negeri Sakura tersebut dilanda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News