Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang

Tak Mau Ikut Penari Hawaii yang Pakai Coconut Bra

Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang
GEMULAI: Ishan Odelia (paling depan) memimpin latihan tari khas Hawaii hula di sebuah fitness center apartemen di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (24/3). Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Merasa tidak prospek dengan tari hula, Ishan lantas melamar ke Jakarta Shimbun, harian berbahasa Jepang, sebagai pekerja paro waktu. Saat interview, dia menuturkan semua aktivitasnya, termasuk kemampuannya menari hula. Ternyata, Ishan malah menjadi bahan berita di koran tersebut. Fotonya dipampang cukup besar.

Sejak dimuat itu, banyak istri ekspatriat Jepang yang ingin berguru tari hula kepada Ishan. Tari hula pun booming dalam komunitas Jepang di Jakarta. Anggotanya saat itu mencapai 70 orang. Ishan jadi lupa dengan kuliah yang seharusnya diselesaikan di Jepang. Malahan, saat ini dia bergabung dalam jurusan seni tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). "Seni tari itu menarik. Aku merasa harus punya degree tari karena aku sangat menyukainya," ungkapnya.

Saat ini Ishan tidak memiliki studio sendiri. Dia masih betah "nebeng" di fitness center atau studio milik orang lain. Perempuan yang masih betah melajang itu sejatinya bisa mendirikan studio. Namun, dia merasa yang dilakukan saat ini masih lebih ke hobi daripada bisnis.

Lagi pula, dengan berjalan seperti ini saja dia bisa membiayai gaya hidupnya. Memang berapa honor tiap kelas? "Tiap orang per bulan Rp 400 ribu-Rp 500 ribu. Dihitung saja itu berapa," katanya lantas tersenyum. (c5/kum)

Sejumlah perempuan Jepang di Jakarta bergabung dalam satu komunitas belajar menari hula (tari khas Hawaii). Ketika Negeri Sakura tersebut dilanda


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News