Konflik di Papua Libatkan Tujuh Pihak
Sabtu, 29 Oktober 2011 – 22:33 WIB
JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, segera mengeluarkan kebijakan moratorium terhadap PT Freeport yang beroperasi di Papua. "Sebab, perusahaan tambang itu sudah menjadi biang kerok konflik Papua," kata Presidium IPW Neta S Pane, Sabtu (29/10) di Jakarta. Dijelaskan Neta, pemerintah pusat harus serius menyelesaikan masalah sosial dan politik di sana. Ada pun masalah keamanan, kata Neta, itu hanya efek dari ruwetnya masalah sosial dan politik di Papua.
IPW juga mendesak Presiden untuk meminta klarifikasi dari Kapolri sehubungan dengan keterangan PT Freeport yang menyatakan telah mengalokasikan dana 14 juta dolar US perempat bulan kepada Polri. "Dan meminta keterangan Panglima TNI sehubungan adanya SKT 16 ribu personil TNI di Papua," kata Neta.
Baca Juga:
IPW mengingatkan agar Presiden tak perlu berwacana yang tidak urgen seperti permintaan pada jajaran pemerintah untuk berdialog dengan Amnesti International. "Yang harus dilakukan Presiden adalah melakukan langkah-langkah konkrit. Sebab, penyelesaian konflik di Papua tidak bisa hanya digantungkan pada Polri," tegas Neta.
Baca Juga:
JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, segera mengeluarkan kebijakan moratorium terhadap PT Freeport
BERITA TERKAIT
- Tertibkan Kendaraan ODOL, Kapolda Sumsel Tempatkan 9 Personel Polri di UPPKB Kertapati
- 2 Oknum Polisi Pemakai Narkoba Ini Dituntut 18 Bulan Penjara
- Eks Kadis Perkim Rohul Kembalikan Duit Haram Rp 2 Miliar, Polisi Bidik Tersangka Baru
- CPNS dan PPPK 2024: Kalsel Sudah Mengusulkan 1.618 Formasi, Tunggu Arahan Pusat
- Pj Gubernur Agus Fatoni Ungkap 3 Makna dari Momentum HUT ke-78 Sumsel, Mohon Disimak!
- Korban Hilang di Sungai Mukomuko Meninggal, Satu Orang Belum Ditemukan