Korban Tewas Berkurang Tiga Perempat dalam 12 Tahun

Korban Tewas Berkurang Tiga Perempat dalam 12 Tahun
Kondisi lalulintas di Tokyo. Foto: Candra Wahyudi/Jawa Pos

BUDAYA disiplin dan santun dalam berlalu lintas menjadi kunci sukses Jepang mengurangi angka kecelakaan. Meski jumlah kendaraan terus meningkat, korban justru terus berkurang. Apa rahasianya? Berikut laporan wartawan Jawa Pos CANDRA WAHYUDI.
--
Jalan raya di kota-kota besar Jepang tidak lebih lebar daripada yang ada di Surabaya atau Jakarta. Dengan volume kendaraan yang besar, kondisi jalan di jantung Kota Tokyo atau Nagoya, misalnya, terasa semakin ’’sempit’’.

Meski begitu, berkendara di Negeri Matahari Terbit tetap terasa nyaman. Hal itu karena kesantunan para pengguna jalan. Nyaris tidak ada bunyi klakson yang bersahutan meski saat macet sekalipun. Kalaupun tersendat kendaraan di depannya, pengemudi di belakang bersabar mengikuti arus. Jarang sekali ada perang klakson.

Kesantunan pengguna jalan di Jepang juga terlihat di area traffic light. Begitu lampu merah menyala, kendaraan berhenti dengan tertib. Jarak antarkendaraan pun sangat aman. Rata-rata 1,5 meter. Bahkan, ada yang sampai 2 meter.

Bandingkan dengan yang terjadi di jalanan Indonesia. Jarak antarkendaraan saat berhenti di traffic light sangat mepet. Tidak jarang ada yang sampai ’’mencium’’ kendaraan di depannya. Belum lagi kehadiran sepeda motor yang nekat ndusel (menyusup) di antara mobil. Huh….

Tidak hanya pengendara mobil atau motor yang santun. Para pejalan kaki di Jepang juga tahu diri dan disiplin. Mereka tidak sembarangan menyeberang. Meski hanya perlu melangkah tidak lebih dari tiga meter, mereka sangat tertib. Tidak tergoda untuk melanggar rambu-rambu. Mereka baru menyeberang ketika lampu hijau menyala. Jangan lupa, para pejalan kaki di Negeri Sakura juga selalu menyeberang di zebra cross. Tidak sembarangan.

Attitude pengguna jalan di Jepang diyakini menjadi kunci terus menurunnya angka kecelakaan. Pada 1998, lebih dari 16 ribu nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas di Negeri Samurai tersebut. Namun, angka itu terus menurun. Tahun lalu korban tewas berada pada kisaran empat ribu.

Artinya, dalam kurun 12 tahun, korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas menurun drastis hingga tinggal seperempat. Dua tahun lagi, pada 2015, angka itu diharapkan terus menurun hingga hanya sekitar tiga ribu.

’’Semua orang punya hak untuk berkendara. Tapi, semua juga berhak mendapatkan keamanan,’’ kata General Manager Honda Driving Safety Promotion Center Hiroki Yoshida.

BUDAYA disiplin dan santun dalam berlalu lintas menjadi kunci sukses Jepang mengurangi angka kecelakaan. Meski jumlah kendaraan terus meningkat,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News