Korut Tolak Serahkan Nuklir Jika Sanksi Bagi Negaranya Masih Diberlakukan

"AS bersikeras pada mekanisme 'denuklirisasi-lebih dahulu' [oleh Korea Utara] dan meningkatkan tingkat tekanan mereka dengan menerapkan sejumlah sanksi untuk mencapai tujuan mereka dengan cara koersif, dan bahkan keberatan dengan 'pernyataan perang telah berakhir,'" kata Ri.
"Persepsi bahwa sanksi dapat membawa kami menyerah adalah impian mewah dari orang-orang yang tidak memahami Korea Utara. Tapi masalahnya adalah bahwa sanksi lanjutan yang mereka terapkan semakin memperdalam ketidakpercayaan kita."

Menlu Korea Utara Ri tidak menyebutkan rencana untuk dilakukannya KTT kedua antara Kim Jong-un dan Donald Trump yang sempat disoroti oleh Presiden AS itu dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada awal pekan ini.
Namun menteri itu menyoroti tiga pertemuan antara Kim dan pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in dalam lima bulan terakhir dan menambahkan: "Jika pihak yang terlibat dalam perundingan untuk masalah denuklirisasi ini adalah Korea Selatan dan bukan AS, denuklirisasi di semenanjung Korea tidak akan menemui jalan buntu seperti itu. "
Meski begitu, nada pidato Ri secara dramatis berbeda dari tahun lalu, ketika dia mengatakan kepada Majelis Umum PBB yang menargetkan daratan AS dengan roket Korea Utara tidak dapat dihindari setelah Presiden Trump menyebut Presiden Korea Utara Kim sebagai seorang "manusia roket" pada sebuah misi bunuh diri.
Trump mengatakan dia 'jatuh cinta' dengan Kim
Sementara Ri berbicara tentang ketidakpercayaan yang berkembang dengan AS, Trump mengatakan kepada pendukungnya di sebuah pertemuan di Virginia Barat bahwa dia "jatuh cinta" dengan pemimpin Korut Kim Jong Un selama pertemuan bersejarah mereka di Singapura.
"Tidak juga. Dia {Kim Jong Un] menulis surat-surat yang indah kepadaku. Surat-surat itu bagus. Lalu kami saling menyukai," kata Trump.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas