KPPU Jangan Mau Diseret ke Tengah Perang Dagang

KPPU Jangan Mau Diseret ke Tengah Perang Dagang
KPPU

Sepertinya Le Minerale ingin menggunakan strategi serupa dengan pendahulunya. Sejak diluncurkan di tahun 2015, merek ini tumbuh pesat dan memperlihatkan agresifitas dalam branding di lapangan.

Hal lain yang menarik dan cukup mencolok adalah memasang 'Banner Somasi' berukuran besar di beberapa agen penjualan minuman. Sebuah hal yang belum pernah dilakukan perusahaan minuman lain.

"Saya rasa ini kasus aneh dan menarik. Biasanya somasi hanya dilakukan ketika ada sengketa kepemilikan hak atas sebidang tanah. Lha ini somasi buat apa?," kata Agus penuh tanya saat dihubungi wartawan, Minggu (7/5) malam.

Sebagai pemerhati kebijakan publik, Agus melihat bahwa banyak isu praktik monopoli di berbagai sektor ekonomi yang bertujuan perang dagang dan meminta legitimasi KPPU.

Nantinya keputusan KPPU digunakan sebagai alat pemenangan persaingan usaha. "Saya menyayangkan KPPU kurang sadar bahwa legitimasinya digunakan oleh salah satu pelaku industri sebagai strategi marketing untuk membawa kompetisi produk ke ranah hukum secara tidak wajar," kata Agus.

Menariknya lagi, lanjut Agus, AMDK yang disomasi adalah merek ternama yang sudah puluhan tahun dikonsumsi dan menjadi kebutuhan publik sehari-hari. Sedangkan yang mensomasi merupakan pemain relatif baru di pasar AMDK.

"Saya heran ketika Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menanggapi somasi tersebut melalui cara-cara yang menurut saya kurang sesuai. Investigasi tidak bisa dilakukan bersama penggugat tapi dilakukan secara independen," jelasnya.

Menurutnya, jika kasus ini terus digulirkan, hal tersebut tidak sejalan dengan apa yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menciptakan iklim invetasi yang kondusif.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diminta netral dan jeli dalam menyikapi aduan. Tujuanya, agar iklim bisnis di Indonesia tetap kondusif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News