Kredibiltas Instan dan Tren Mewah Virtual Sneaker

Kredibiltas Instan dan Tren Mewah Virtual Sneaker
Mengapa anak-anak muda bakalan menghabiskan ribuan dolar atau puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membeli virtual sneaker yang enggak akan bisa dipakai? Foto ilustrasi: ABC Indonesia

Monsieur Banana adalah salah satu dari orang-orang tersebut.

"Pada tahun 2015, saya benar-benar niat membeli sepatu Yeezy 350 [keluaran Adidas] … Saya pergi ke toko peralatan berkemah, beli kursi berkemah, dan mengantre di depan toko sepatu semalaman," katanya.

"Ketika tren Yeezy mencapai puncaknya, ada orang yang rela mengantri dua sampai tiga hari.

"Benar-benar gila pokoknya."

Tapi yang diceritakan Monsieur Banana hanyalah sebuah puncak dari gunung es.

Ketika anak-anak muda di dunia kepingin sekali beli sneaker, bahkan ada yang sampai mencuri atau meminjam uang, sejumlah perusahaan dan selebriti malah mengambil keuntungan dengan menaikkan harga sepatu bisa sampai 10.000 kali lipat dari biaya produksinya. Makanya enggak heran kalau industri sneaker bernilai puluhan miliar dolar.

"Saya tidak tahu bagaimana anak-anak ini mampu membeli sepatu," kata Jayden Traynor, manajer toko sepatu di Melbourne.

"Sepertinya anak-anak sekarang mulai kerja lebih muda, atau orang tua mereka yang membelikannya".

Punya uang atau enggak, para sneakerhead melakukan apa pun untuk mendapatkan sepasang sneaker baru, yang harganya bisa mencapai puluhan ribu dolar atau ratusan juta rupiah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News