Kredit Bermasalah Berpotensi Terus Meningkat

jpnn.com - JAKARTA –Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, angka rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan sebenarnya belum mengkhawatirkan. NPL perbankan saat ini berada di 2,9 persen (gross).
Itu meningkat 0,4 persen dibandingkan akhir Desember 2015. Angka tersebut sebenarnya masih aman. Sebab, ambang batas NPL maksimal lima persen. Namun, OJK menduga ada potensi berkelanjutan dari naiknya NPL dari bulan ke bulan. ’’NPL sepertinya masih terlihat sustain,’’ katanya.
Tren kontinuitas naiknya NPL tidak terlepas dari dampak negatif isu-isu ekonomi global, terutama kondisi di Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok. Ketidakpastian ekonomi itu berimbas ke pasar keuangan dalam negeri.
Akibatnya, kurs rupiah kembali melemah karena mengikuti indeks harga saham gabungan (IHSG). Nelson menyatakan, pihaknya kini mewaspadai sentimen negatif eksternal berupa rencana kenaikan the federal fund rate. Kenaikan itu diprediksi berimbas pada pelarian modal ke luar sistem ekonomi domestik/capital outflow. ’
’Hal tersebut membuat IHSG drop cukup dalam sehingga banyak terjadi capital outflow dan melemahnya rupiah. Itu sensitif dan kami perlu mewaspadai,’’ ungkapnya.
Secara umum, lanjut Nelson, kondisi perbankan tetap mengalami pertumbuhan, meski tipis. Hal tersebut dilihat dari jumlah aset, penyaluran kredit, dan pengumpulan dana pihak ketiga. (dee/jos/jpnn)
JAKARTA –Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, angka rasio kredit bermasalah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai Buka Peluang Ekspor Bagi Pelaku UMKM di 3 Daerah Lewat Kegiatan Ini
- Pegadaian Catat Penjualan Emas Pada April Sebanyak 150 Kg
- Brand Footprint 2025 Telusuri Jejak Pilihan Konsumen
- Salurkan Hibah Alat Teknologi Rp800 Juta, Pertamina Berkomitmen Lanjutkan Program UMK Academy
- Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kinerja Solid Sepanjang 2024
- BULOG Serap 2.000.524 Ton Setara Beras, Stok Nasional Tembus 3,6 Juta Ton