KRI Bima Suci Ingin Samai Kehebatan Dewaruci

KRI Bima Suci Ingin Samai Kehebatan Dewaruci
Para kadet yang berada di KRI Bima Suci. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Tepat tiga bulan satu minggu setelah berangkat pada 2 Agustus lalu, KRI Bima Suci tiba di Dermaga Ujung Koarmada II pada 9 November. Total, kapal buatan Spanyol tersebut menempuh rute sejauh 11.187 nautica miles atau setara dengan 20.718 km. Mengarungi lautan dari Asia Timur hingga Rusia.

Pelayaran KRI Bima Suci kali ini memang istimewa. Selain pelayaran pertama, KRI Bima Suci berangkat dengan bayang-bayang ''kakaknya", KRI Dewaruci. Kapal terakhir itu sudah menjadi kapal latih selama 64 tahun. Tidak pernah rewel, menorehkan banyak prestasi, dan semua legenda TNI-AL pasti pernah merasakan gemblengan kapal tersebut. ''Ada beban tersendiri,'' kata Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut Widyatmoko Baruno Aji. 

Apalagi nama KRI Dewaruci di kalangan para pelaut sangat terkenal. Salah satu buktinya adalah sederet penghargaan yang diterima KRI Dewaruci yang tidak cukup tiga lemari besar untuk menyimpannya. ''Tertantang untuk setidaknya bisa menyamai,'' kata perwira dengan dua melati di pundak tersebut. 

Tujuan KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci memang sama. Yakni, misi diplomatik. Selain melatih kadet tahun terakhir, kapal itu membawa nama Indonesia. Dalam lawatannya, mereka mengikuti banyak event internasional. Rute KRI Bima Suci adalah Surabaya-Batam-Zhanjiang (Tiongkok)-Yeosu (Korea Selatan)-Vladivostok (Rusia)-Qingdao (Tiongkok)-Yokosuka (Jepang)-Jeju (Korea Selatan)-Manila (Filipina)-Bitung dan kembali lagi ke Surabaya.

Selama berlayar, kapal layar Bima Suci membawa 188 satuan tugas (satgas). Mereka terdiri atas 102 taruna Akademi Angkatan Laut, 69 awak kapal, dan 17 serdadu nonkru. Untuk menjaga kekompakan pasukannya, Baruno memiliki trik tersendiri.

Misalnya, berolahraga atau sekadar bersepeda bersama saat menyinggahi beberapa kota di lima negara selama berlayar. Yaitu, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Rusia, dan Filipina. "Seperti kata Jenderal Sudirman, pemimpin yang baik ada di tengah-tengah pasukan," ucap bapak dua anak tersebut.

Saat menyinggahi negara-negara tersebut, para anggota yang berlayar memperkenalkan budaya Indonesia. Misalnya, menampilkan tarian dan adat tradisional Indonesia.

Menurut Baruno, menempuh rute sejauh itu tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan profesional dalam membaca cuaca dan pengalaman. Sebab, selama dilintasi, perairan Jepang dan Tiongkok sedang mengalami musim taifun. "Agustus sampai Desember. Di sana musim taifun," jelas Baruno.

Saat menyinggahi negara-negara tersebut, para anggota yang berlayar memperkenalkan budaya Indonesia. Misalnya, menampilkan tarian dan adat tradisional Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News