Krisis Ekonomi Tidak Membuat Pengusaha Kendur

Krisis Ekonomi Tidak Membuat Pengusaha Kendur
PADAT: Rumah susun di Gowalia Tank, Mumbay yang padat. Kebutuhan listrik di India sangat tinggi menjadikannya sebagai pengimpor batu bara terbesar dari Indonesia.

"Terutama produk turunan palm oil berpotensi paling besar," tuturnya.

Seperti diketahui, pemanfaatan minyak kelapa sawit bisa menghasilkan mentega, cokelat, es krim, pakan ternak, dan minyak goreng. Bahkan bisa untuk membuat obat-obatan dan bahan kosmetik.

Sektor industri kimia juga menarik karena kelapa sawit bisa digunakan sebagai bahan membuat detergen hingga sabun. "Orientasi pengusaha Indonesia menghindari pasar India harus diubah. Kita tidak bisa menutup mata bahwa India salah satu pasar terbesar di dunia. Daya beli masyarakat di sini tertinggi keempat di dunia," tegasnya.

Menurut suami Paskawati itu, dampak pelemahahan rupee terhadap dolar Amerika tidak terlihat di sektor retail. Terbukti, retailer-retailer kelas dunia, khususnya fashion, berebut masuk ke negeri berpenduduk lebih dari 1 miliar orang itu. Tidak sulit mencari merek-merek fashion papan atas di pusat-pusat perbelanjaan. Di mal-mal, pengunjung menenteng tas berlogo merek-merek terkenal itu.

"Orang dengan kekayaaan USD 10 juta di India sangat banyak. Saya pernah kedatangan tamu dengan penampilan sederhana tapi mau membeli tambang di Indonesia," ungkap Martin.

Besarnya pasar di India seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pengusaha Indonesia. Namun, diakui, hal itu tidak mudah karena para pelaku usaha masih ragu menanamkan modal di India. Hingga saat ini, perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negeri Mahatma Gandhi itu kurang dari 20. Bandingkan dengan perusahaan India di Indonesia yang mencapai 40-an.

Di samping itu, pemerintah diharapkan perlu memberikan perhatian lebih kepada lembaga-lembaga seperti ITPC. Sebab, kata Martin, ITPC di Chennai masih satu-satunya di India. Padahal, tugasnya sebagai penyambung koneksitas pedagangan antara India dan Indonesia cukup vital.

"Orang Indonesia kenal dengan India karena film-film Bollywood. Tapi, tidak banyak orang India yang tahu Indonesia," katanya.

India tetap menjadi pasar potensial bagi produk Indonesia. Tapi, proyek PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) mengancam ekspor batu bara Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News