Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)

Pergi ke Turki, Pemimpin Oposisi Dianggap Bermewah-mewah

Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)
Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan  hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat mengatasi kelesuan akibat warga Inggris yang lebih senang memilih tinggal di rumah.

Laporan NURANI SUSILO, London

LIBURAN Natal dan tahun baru kali ini terasa beda bagi warga Inggris. Kalau dulu mereka dikenal sebagai pelancong yang banyak memenuhi tempat-tempat wisata terbaik di dunia, krisis membuat mereka memilih tinggal di rumah. Bahkan, baru saat terjadi credit crunch sekarang ini ada istilah yang populer di kalangan masyarakat; staycation.

Dengan staycation, warga memilih –kalau pun mau ber-vacation atau berlibur– tetap di Inggris dan tidak ke luar negeri. Bahkan, dalam bentuk yang ekstrem, tetap tinggal (stay) di kota atau di rumah. Karena itu, meski  travel agents (agen-agen wisata) memberikan iming-iming dengan menurunkan harga paket wisata ke luar negeri, warga tetap bergeming.

Di London, saat ini, Somerset House yang berada di pusat kota London menjadi tempat yang ramai dikunjungi warga kota. Anak-anak dan remaja mengisi liburan Natal dan tahun baru dengan bermain seluncur es di lapangan terbuka bangunan abad ke-18 yang pernah ditempati para raja-ratu Inggris. Kali ini, warga Inggris harus melupakan liburan ke tempat-tempat yang hangat saat negeri mereka didera musim dingin menggigil.

Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan  hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News