KRTJ ke-15, Kontribusi HPJI Mendapat Apresiasi
Hedy berharap perjalanan pembangunan ini bisa terus memperbaiki peringkat kualitas jalan Indonesia di mata dunia.
Data tahun 2019, menempatkan Indonesia pada posisi ke 59 dari 141 negera terkait kualitas jalan.
“Kita (Indonesia) masih tertinggal dari tetangga. Singapura dan Malaysia pada urutan ke-1 dan ke-21,” jelas Hedy.
Pesan Penting untuk Pengembang Jalan
Hedy mengajak para pemangku kepentingan pengembang jalan untuk peduli pada isu-isu terkini.
Misalnya, kelengkapan standar konstruksi/pekerjaan jalan, ketepatan metode konstruksi dan pemanfaatan material, kompetensi dan profesionalitas pelaku konstruksi jalan, pengawasan atas penggunaan jalan secara berkesinambungan, hingga estetika.
“Jalan harus dapat mewujudkan ruang jalan sekitar yang lebih menarik sehingga dapat dinikmati oleh publik dan tidak menjadi gersang dan tak terawat. Jalan yang berestetika memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan dan menjadi daya tarik,” kata Hedy.
Jalan yang berestetika, lanjutnya, bisa dicapai dengan menata lansekap ruang milik jalan dengan tanaman hijau, mengurangi sebesar mungkin kerusakan bentang alam, mengendalikan erosi lereng dengan teknik non-struktural (vegetatif) atau kombinasinya, dan integrasi desain alinyemen dan view (pemandangan) alam sekitar.
Pengembang jalan juga perlu mengakrabkan diri dengan teknologi jalan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Konferensi Regional Teknik Jalan atau KRTJ ke-15, pemerintah mengapresiasi kontribusi Himpunan Pengembang Jalan Indonesia atau HPJI.
- Formasi CPNS dan PPPK 2024 Kementerian PUPR, Tenaga Teknis Paling Banyak
- Atasi Kemacetan Panjang, Agus Fatoni Usul Pelebaran Jalan Palembang-Betung ke Kementerian PUPR
- Kementerian PUPR Mengalokasikan Rp 35,45 Triliun untuk IKN di 2024, Ini Perinciannya
- Tingkatkan Kepedulian Sosial, Kementerian PUPR Meluncurkan Pondasi Perumahan
- Tol Cimanggis-Cibitung Diresmikan Dalam Waktu Dekat
- DPR Minta Kementerian PUPR Jaga Kualitas Rusun Tenaga Pendidik