Ksatria Airlangga Mengobati dari Laut

Ksatria Airlangga Mengobati dari Laut
Dokter dan alumnus Unair berpose di atas RS Terapung Ksatria Airlangga. FOTO : JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Layanan kesehatan di pulau-pulau terpencil kini semakin terbantu oleh kehadiran Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Digagas oleh alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, RS Terapung ini memiliki misi menjangkau masyarakat tidak mampu di pelosok negeri yang memiliki masalah kesehatan.

Berjenis phinisi, kapal berukuran 27 meter x 7,2 meter itu dilengkapi beberapa ruangan yang tersekat. Salah satunya berukuran 3 x 4 yang dilengkapi dua meja operasi. "Rumah Sakit terapung Kstaria Airlangga ini juga didukung fasilitas memadai dan dokter-dokter spesialis ketika melakukan layanan kesehatan. Kami berterimakasih kepada lembaga dan instasi lain yang ikut bergabung dan memberikan suport," kata Ketua IKA Unair Hariyanto Basuni saat ditemui di Pelabuhan Kalimas Tanjung Perak belum lama ini.

Kegiatan sandar di Kalimas juga dimanfaatkan RS Terapung Ksatria Airlangga untuk memberikan layanan kesehatan gratis. Tak tanggung-tanggung, selama dua hari pelaksanaan lebih dari 600 pasien diobati. Beberapa bahkan harus lewat proses operasi. Di antaranya 16 operasi kecil dan dua operasi besar. Mulai dari bibir sumbing hingga hernia.

”Dengan adanya kapal ini, kami ingin menunjukkan kepedulian dan menyampaikan harapan bahwa selalu ada cara untuk sembuh dan sehat. Semoga semuanya dilancarkan,” jelasnya.

Sebelumnya, RS Terapung ini pernah berlayar ke Gresik, tepatnya Pulau Bawean pada Oktober 2018. Sebanyak 449 pasien ditangani. Dari jumlah itu, 59 pasien menjalani operasi bedah, sedangkan 43 lainnya menjalani operasi mata.

Penanggungjawab Operasional Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga Henri Wibowo menuturkan, setiap melayani masyarakat, pihaknya melibatkan lima dokter spesialis. Meliputi spesialis penyakit dalam, bedah, anak, anestasi, dan mata.

"Setiap bulan diharapkan ada kegiatan pemberian layanan kesehatan di Rumah Sakit Terapung ini. Terdekat akan ke Pulau Sapeken Sumenep pada akhir Maret 2018," terang Henri. (JPNN/pda)

Berjenis phinisi, kapal berukuran 27 meter x 7,2 meter itu dilengkapi beberapa ruangan yang tersekat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News