Kudatuli, Rumah Puan Maharani Penuh Pengungsi, Keluar saja Susah

Kudatuli, Rumah Puan Maharani Penuh Pengungsi, Keluar saja Susah
Puan Maharani mengenang Kudatuli. Foto: Ricardo/JPNN

“Menit per menit itu semuanya report ke ibu saya. Sekarang ada beberapa truk yang mendekati DPP Diponegoro. Semua sudah turun berpakaian hitam-hitam, dan sebagainya. Sampai akhirnya terjadi penyerangan, penyerbuan, dan pembakaran,” kata Puan.

Mbak Puan menyaksikan banyak korban dari upaya pengambilalihan paksa kantor DPP PDI itu, dalam keadaan luka parah dibawa ke Kebagusan.

“Rumah sudah seperti tempat pengungsian,” tutur Puan.

Perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 ini mengaku ketika itu dia sempat panik melihat orang luka parah di rumahnya.

Puan bersyukur banyak orang yang menolong, seperti sejumlah dokter.

“Ada simpatisan yang dokter datang mengobati," ujar Puan.

Selama kondisi genting itu, Puan mendapat tugas khusus dari kedua orangtuanya yang sibuk dalam urusan politik.

Puan bertugas menyiapkan makanan buat para simpatisan di Kebagusan.

Bu Mega bilang kepada Puan Maharani, ayo siap-siap ke Diponegoro. Tiba-tiba Bu Mega ditelpon lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News