Kurikulum Baru Belum Ciptakan Proses Belajar yang Asik
Selasa, 27 November 2012 – 18:47 WIB
Politisi PKS ini juga menyatakan, Mendikbud M Nuh mestinya menyadari jumlah jam belajar di Finlandia lebih singkat dari pada di Indonesia. Tapi di Finlandia, peserta didik dibagi ke dalam kelompok mentoring/tutorial. Dan guru di sana minimal lulusan S2. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor keberhasilan pendidikan di sana.
Baca Juga:
Metode mentoring diakui sangat efektif dari pada metode tatap muka di kelas. Metode mentoring, dengan pembagian siswa ke dalam kelompok belajar dengan anggota kelompok sekitar 10-12 siswa dan seorang guru sebagai fasilitatornya, menjadikan hubungan antara guru dan siswa menjadi lebih dekat dan lebih kekeluargaan.
Selain itu siswa akan menjadi lebih nyaman dan asik dalam belajar. Sehingga tingkat penyerapan ilmu, nilai dan karakter siswa bisa lebih maksimal jika dibandingkan dengan metode tatap muka di kelas.
"Dengan metode mentoring seperti itulah, kita tahu bahwa pendidikan Finlandia terbaik di dunia. Nah, apakah pemerintah sudah mempersiapkan pembinaan kompetensi guru untuk mengelola kelompok mentoring misalnya?" ujar Raihan mempertanyakan.
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar, menyatakan rancangan kurikulum baru pendidikan nasional 2013 yang akan segera diuji publik masih
BERITA TERKAIT
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar