Kursi Hanura di DPR Kecil, Tak Signifikan Dukung Jokowi

Kursi Hanura di DPR Kecil, Tak Signifikan Dukung Jokowi
Presiden Joko Widodo dan Oesman Sapta Odang jelang pembukaan Rapimnas I Hanura di The Stones Hotel Kuta, Badung, Bali, Jumat (4/8). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Konflik internal Partai Hanura diyakini tidak akan berpengaruh besar terhadap pemerintahan yang ada, maupun pencalonan Joko Widodo di Pemilu 2019 mendatang.

"Mau dipimpin kelompok OSO (Oesman Sapta Odang) maupun faksi Wiranto (yang diprakarsai Sarifuddin Sudding,red), saya kira relatif akan sama saja bagi Jokowi. Tidak akan berpengaruh besar di Pilpres 2019," ujar pengamat politik Said Salahudin kepada JPNN.com.

Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini memaparkan pandangannya berdasarkan sejumlah fakta.

Antara lain, modal dukungan Hanura untuk Jokowi tidak signifikan. Dari hasil Pemilu 2014, Hanura hanya punya modal 16 kursi DPR. Jumlah tersebut tidak cukup kuat untuk dijadikan alat tawar Hanura di hadapan pemerintah.

"Seandainya konflik di internal partai tersebut berujung pada sikap menarik dukungan dari pemerintah atau Jokowi sendiri yang menendang Hanura keluar dari Istana, misalnya, kan tidak banyak juga yang bisa dilakukan oleh Hanura. Mau jadi oposisi pun memakai istilah anak sekarang enggak akan 'nendang'," ucapnya.

Demikian juga terkait dukungan Hanura untuk Jokowi pada Pilpres 2019. Said menilai, dengan dukungan PDIP, Golkar, PKB, PPP, dan Nasdem yang solid mengusung Jokowi kembali, maka modal 16 kursi Hanura bukan hal yang terlalu penting bagi Jokowi.(gir/jpnn)


Penilaian tersebut dilihat dari sejumlah fakta yang terjadi. Salah satunya dari hasil Pemilu 2014, Hanura hanya punya modal 16 kursi DPR.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News