Hanura Pecah, Dua Figur Ini Bisa Menjadi Jalan Tengah

Hanura Pecah, Dua Figur Ini Bisa Menjadi Jalan Tengah
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tengah dilanda konflik internal. Partai yang didirikan Wiranto itu terpecah menjadi dua kubu, yakni Oesman Sapta Odang dan Sarifuddin Sudding.

Dalam pandangan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi, mumpung konflik internal Hanura belum berkepanjangan maka sebaiknya perlu segera diselesaikan. Menurutnya, ada dua figur yang bisa mengakhiri konflik internal Hanura.

"Wiranto yang pertama, sebagai pendiri Partai Hanura,” ujar Ari kepada JPNN, Sabtu (20/1).

Tapi, jika Wiranto yang kini menjadi menteri koordinator politik, hukum dan keamanan (Menkopolhukam) menolak turun tangan langsung memimpin Hanura, maka ada nama lain. Menurut Ari, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko bisa menjadi ketua umum Hanura.

“Moeldoko juga layak menjadi nakhoda baru. Moeldoko kan juga menyandang jabatan wakil ketua Dewan Pembina Hanura," ujar Ari.

Mantan wartawan yang kini mengajar diberbagai perguruan tinggi itu menambahkan, Moeldoko memiliki kemampuan mumpuni untuk memimpin Hanura ke depan. Selain itu, Moeldoko yang saat ini juga dipercaya sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) akan bisa diterima oleh dua kubu di Hanura yang berseteru.

"Menurut prediksi saya, dua kubu yang bertikai sulit untuk disatukan lagi. Karena itu perlu alternatif jalan tengah yang bisa diterima masing-masing pihak," ucapnya. 

Apakah Presiden Joko Widodo perlu turun tangan langsung mendamaikan konflik di Hanura yang juga mendukung pemerintahannya? "Presiden tidak boleh ikut intervensi untuk urusan domestik Hanura," pungkas Ari.(gir/jpnn)


Mumpung konflik internal Partai Hanura belum berkepanjangan maka sebaiknya perlu segera diselesaikan. Ada dua figur yang dinilai cocok sebagai jalan tengah.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News