Lady of Heaven
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Untuk mencegah bias sejarah, ada yang mengusulkan dibuat forum dialog untuk meluruskan fakta sejarah Islam supaya tidak terjadi pembelokan.
Kalau film ini bisa beredar di Indonesia, kontroversinya hampir dipastikan akan sangat luas.
Akhir-akhir ini perselisihan Sunni vs Syiah di Indonesia makin tajam dengan munculnya konten-konten pro dan anti-Syiah di media sosial.
Kelompok Syiah yang minoritas kemudian merapat ke PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) untuk mencari perlindungan politik.
Hal ini membuat sekalangan Islam Sunni Indonesia menganggap PDIP dan sayap sekular-liberal di partai itu melindungi kelompok Syiah.
Polarisasi Sunni-Syiah di Indonesia telah menjadi bagian dari polarisasi kelompok religius vs kelompok nasionalis sekuler yang sering disebut sebagai kadrun vs cebong.
Pada tahun politik seperti sekarang isu ‘’The Lady of Heaven’’ bisa menjadi pemicu kontroversi yang keras antar-kalangan yang beda kubu. (*)
Dalam kasus Sharma, yang dilecehkan ialah Nabi Muhammad. Dalam film Lady of Heaven, yang dilecehkan adalah Siti Fatimah Az-Zahrah putri Nabi Muhammad.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
- Cerita Karakternya di Film Tabayyun, Titi Kamal: Semakin Mendalami, Aku Makin Sedih
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Sudirman Cup 2025: Susunan Pemain Indonesia vs India, Kekuatan Penuh Diturunkan
- Film Rohtrip Hadirkan Nuansa Horor-Komedi dari Yogyakarta ke Jakarta
- Pengin Bikin Film dan Jadi Sutradara, Reza Arap Berharap Ada yang Lirik
- Konflik Kashmir: Ketika Air Jadi Senjata Geopolitik