Lady of Heaven

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Lady of Heaven
Arsip - Mahasiswa Jamia Millia Islamia meneriakkan slogan-slogan menentang juru bicara partai Bharatiya Janata Party (BJP) Nupur Sharma dan pemimpin BJP Naveen Jindal dan menuntut penangkapan mereka atas komentar terhadap Nabi Muhammad, di kampus Jamia Millia Islamia di New Delhi, India, 10 Juni 2022. (ANTARA/Reuters/Anushree Fadnavis/as)

Untuk mencegah bias sejarah, ada yang mengusulkan dibuat forum dialog untuk meluruskan fakta sejarah Islam supaya tidak terjadi pembelokan.

Kalau film ini bisa beredar di Indonesia, kontroversinya hampir dipastikan akan sangat luas.
Akhir-akhir ini perselisihan Sunni vs Syiah di Indonesia makin tajam dengan munculnya konten-konten pro dan anti-Syiah di media sosial.

Kelompok Syiah yang minoritas kemudian merapat ke PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) untuk mencari perlindungan politik.

Hal ini membuat sekalangan Islam Sunni Indonesia menganggap PDIP dan sayap sekular-liberal di partai itu melindungi kelompok Syiah.

Polarisasi Sunni-Syiah di Indonesia telah menjadi bagian dari polarisasi kelompok religius vs kelompok nasionalis sekuler yang sering disebut sebagai kadrun vs cebong.

Pada tahun politik seperti sekarang isu ‘’The Lady of Heaven’’ bisa menjadi pemicu kontroversi yang keras antar-kalangan yang beda kubu. (*)

 

Dalam kasus Sharma, yang dilecehkan ialah Nabi Muhammad. Dalam film Lady of Heaven, yang dilecehkan adalah Siti Fatimah Az-Zahrah putri Nabi Muhammad.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News