Lagi, Korban Trafficking Asal NTT Diamankan

Lagi, Korban Trafficking Asal NTT Diamankan
Lagi, Korban Trafficking Asal NTT Diamankan

"Kemungkinan akan meningkat juga ke undang-undang tentang KDRT," kata Yohanes B. Raharjo dalam pertemuan dengan tim Flobamora, Sabtu (8/3). "Para korban juga sudah di BAP, jadi kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari kepolisian," sambung Lies Sabario.

Salah seorang korban, Julieta, 18, asal Atambua, Belu, mengisahkan, dia direkrut Arni yang juga asal Atambua, untuk kerja di Bali dengan iming-iming gaji tinggi.

Tak hanya Julieta tetapi juga ada Nofiana dan Agustina. Bertiga mereka naik pesawat dari Kupang. Tiba di Ngurah Rai, mereka dijemput supir PT Ibu Jero dan diantar ke kantor PT Ibu Jero di Jl Pidada, Ubung.

Seminggu di Ibu Jero, kemudian mereka dikirim ke Pabrik Kopi Mangsi, Jl Kertanegara, Ubung Kaja. Selama mereka bekerja di situ, tidak pernah mendapat gaji, cuma dikasih makan dan penampungan.

"Ternyata di situ ada pekerja dari Flores juga, tapi mereka tidak pernah cerita apa-apa," lanjut Julieta yang mulai bekerja sejak 22 April 2012 sampai 5 Maret 2014 tanpa gaji.
"Kalau saya direkrut ibu Silvia, janjinya juga begitu tapi ternyata kami tidak dapat gaji," terang Agnes yang masih dibawah umur, asal Maumere.

Kata Julieta, soal gaji, kata bosnya nanti dipotong tiga bulan. "Tapi kami tidak tahu berapa gaji per bulan. Kalau butuh uang untuk beli sabun, sampo atau softex pinjam di bos tapi nanti potong gaji. Ternyata setelah empat bulan dan seterusnya kami tidak dapat gaji," lanjut Julieta.

Meski ada yang bekerja lebih dari setahun dan tanpa gaji, para pekerja ini tidak bisa berbuat apa-apa. "Mau lari gak tau ke mana. Mau mengadu ke mana juga tidak tahu," ucapnya.  

Puncaknya adalah pada tanggal 5 Maret 2014 pagi. Saat itu, seperti biasa sang bos menyuruh mereka bekerja menggoreng kopi. Ripka yang mendapat tugas itu rupanya membuat kesalahan fatal.

KUPANG - Kasus perdagangan orang atau human trafficking dengan korban warga NTT kembali terjadi di Bali. Kali ini menimpa tujuh gadis dan seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News