Lagi-Lagi, Rezim Putin Dituding Terlibat Peracunan
jpnn.com, MOSKOW - Pyotr Verzilov masih tergolek lemah di ruang perawatan salah satu rumah sakit di Kota Moskow, Rusia, hingga kemarin (14/9). Dia tidak sadar. Kondisinya kritis.
Pemuda 30 tahun itu tiba-tiba ambruk di ruang sidang Basmanny Court saat menghadiri hearing kasus kekasihnya, Veronika Nikulshina, Selasa (11/9).
Nikulshina dan mantan istri Verzilov, Nadezhda Tolokonnikova, yang sama-sama anggota band punk Pussy Riot yakin Verzilov diracun. Dan, Kremlin berada di balik serangan diam-diam itu.
"Dia mengeluhkan pandangan matanya yang tiba-tiba gelap. Dia juga tidak bisa menggerakkan badannya," kata Nikulshina dalam wawancara dengan Meduza.
Selasa itu juga, bapak satu anak tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia dirujuk ke unit toksikologi karena Pussy Riot menyebut racun sebagai penyebab ambruknya Verzilov.
Mengutip keterangan Pussy Riot pada akun Twitter-nya, Reuters melaporkan bahwa pelaku memang ingin Verzilov selamanya bungkam. Sebab, pentolan band itu adalah ancaman bagi Presiden Vladimir Putin.
"Di sini pengadilan hanyalah sebuah badan di bawah presiden dan tidak punya independensi," kritik Verzilov dalam wawancara dengan Al Jazeera Senin (10/9).
Kamis (13/9) Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengaku resah mendengar nasib Verzilov yang berkewarganegaraan ganda. (bil/c25/hep)
Pyotr Verzilov masih tergolek lemah di ruang perawatan salah satu rumah sakit di Kota Moskow. Kondisinya kritis. Dia diduga diracun rezim Vladimir Putin
Redaktur & Reporter : Adil
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Rusia Berduka, Putin Tetapkan 24 Maret Hari Berkabung Nasional
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia
- Bela Ukraina, Amerika Sebut Kelompok Ini Dalang Pembantaian di Moskow
- Indonesia Mengecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia