Lahan Gambut Harusnya Bermanfaat untuk Warga

Lahan Gambut Harusnya Bermanfaat untuk Warga
Ilustrasi gambut. Foto: Riau Pos/JPNN

“Badan Restorasi Gambut (BRG) telah melakukan itu lewat budidaya tanaman yang ramah terhadap gambut, yaitu jelutung, sagu, nanas, dan purun,” kata Sony.

“Tanaman-tanaman ramah ini disebut paludikultur,” tegasnya.

Narasi ekonomi yang menjadikan lahan gambut bernilai ekonomi jika ditanami komoditas ekspor, menurut I Nyoman Suradiputra, berujung pada hilangnya lahan gambut.

Kehilangan ini dimulai dengan pembuatan kanal-kanal oleh pengusaha, yang menyebabkan terjadinya kekeringan lahan gambut.

“Kanal-kanal dibangun untuk mengeringkan gambut, agar lahan bisa ditanami sawit,” kata Suradiputra.

“Dampak buruk lainnya adalah penggunaan pestisida, yang merusak ekosistem lahan," imbuhnya.

Suradiputra mengingatkan banyak pulau di pantai timur Sumatera terbentuk dari gambut.

Pulau Padang dan Bengkalis salah satunya. Jika penanaman kelapa sawit dibiarkan di kedua pulau itu, lahan gambut akan amblas (subsidence), hilang, dan berpengaruh pada zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Konversi lahan gambut akan menghilangkan nilai ekonomi lahan gambut yang seharusnya untuk masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News