LaNyalla Dapat Pesan Penting dari Try Sutrisno

LaNyalla Dapat Pesan Penting dari Try Sutrisno
LaNyalla Mahmud Mattalitti dan Try Sutrisno. Foto: Tim DPD

Jenderal kelahiran tahun 1935 itu juga menyinggung peran Jacob Tobing yang saat itu terlibat aktif di panitia ad hoc perubahan konstitusi yang baru saja meraih gelar doktor di Belanda, dan menulis disertasinya yang mengatakan bahwa UUD 1945 adalah living constitution.

“Kalau UUD 1945 living constitution, tetapi sekarang meninggalkan Pancasila sebagai norma hukum tertingginya, itu namanya bukan hidup, namanya hidup segan mati tak mau," ujar Pak Try.

Try Sutrisno pun berpesan kepada LaNyalla, agar mengajak semua komponen bangsa, terutama presiden dan ketua-ketua partai untuk berbuat sebagai peninggalan (legacy) bagi bangsa dan negara, dengan mengembalikan Pancasila ke dalam konstitusi negara ini.

“Tinggalilah negeri ini pusaka abadinya, Pancasila. Sebelum semua meninggal dunia. Karena kita harus jujur, dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme kita, bahwa produk Konstitusi 2002 itu salah. Kalau salah ya harus dibetulkan, bukan terus dijalani,” katanya.

Pada 28 Mei 2022, Try Sutrisno secara terbuka menyatakan memberi wasiat kepada Ketua DPD RI LaNyalla untuk melakukan kaji ulang konstitusi hasil amendemen 1999-2002.

"Saya ini sudah 87 tahun, tidak lama lagi akan meninggal, saya titip wasiat kepada Anda, karena saya tahu kakek Anda, Pak Mattalitti itu pejuang. Waktu peristiwa perobekan bendera Belanda di Surabaya, saya masih anak-anak, melihat dari toko kakek Anda di Tunjungan. Tolong selamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran di masa depan,” kata Pak Try saat itu. (*/jpnn)

LaNyalla menemui Try Sutrisno satu hari setelah sidang paripurna DPD menyepakati perbaikan sistem bernegara.


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News