Laporan Terbaru Dietplastik Indonesia, Solusi Guna Ulang Pengganti Sachet dan Pouch

Laporan Terbaru Dietplastik Indonesia, Solusi Guna Ulang Pengganti Sachet dan Pouch
Head of Sustainable Development Research Cluster Daya Makara Universitas Indonesia Bisuk Abraham Sisungkonon saat acara Pelunucran hasil studi berjudul “Laporan Evaluasi Dampak Lingkungan dan Sosial Dari Pemanfaatan Sachet dan Pouch Serta Ekspansi Solusi Guna Ulang di Jabodetabek" di Jakarta, Kamis (28/3/2024). Foto: Dokumentasi pribadi

Selain itu, solusi guna ulang dapat berpotensi memberikan kontribusi nilai ekonomi bersih sampai dengan Rp 1,5 Triliun pada tahun 2030 dengan syarat sistem guna ulang bisa memiliki standard dan infrastruktur yang memadai dengan dukungan kebijakan pemerintah.

“Untuk menindaklanjuti studi ini, kami sedang menyusun peta jalan sistem guna ulang bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang mendukung implementasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P75 Tahun 2019 Tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen,” ujarnya.

Selain itu, dia berharap studi ini dapat makin meyakinkan sistem guna ulang bisa menjadi industri baru yang dapat berkontribusi pada kebangkitan ekonomi. Apalagi

Sebab, melihat fakta sampah sachet dan pouch dalam laporan ini, Dietplastik Indonesia semakin yakin bahwa dalam ekonomi sirkuler, sistem guna ulang lebih tepat untuk diprioritaskan.” ujar Rahyang Nusantara, selaku Deputy Director Dietplastik Indonesia.

Solusi guna ulang ini dapat bertumbuh dengan munculnya berbagai pelaku usaha guna ulang yang juga menghadapi tantangan dengan murahnya harga sachet.

“Menjalankan bisnis guna ulang memang penuh tantangan, bersaing dengan sachet saat ini dijual sangat murah. Biaya extended producer responsibility (EPR) atau biaya pertanggungan jawaban produsen atas sampah barang yang diproduksi perlu dimasukkan per kemasan supaya menaikkan harga sachet. Sachet perlu dibuat mahal dan langka, sehingga guna ulang bisa bersaing. Guna ulang harusnya menjadi sistem yang normal atau umum di masyarakat.” ujar Kumala Susanto, Fpunder & CEO Hepi Circle.

Dengan adanya peluncuran laporan ini, diharapkan dapat menjadi pemantik semakin solid terbentuk sistem guna ulang di Indonesia.

Tidak hanya dilihat sebagai upaya menjaga lingkungan, tapi dapat berperan menyumbang nilai positif pada perekonomian di Indonesia. Selain itu, diharapkan semakin meningkatnya animo masyarakat dapat berdampak semakin banyak pelaku usaha guna ulang yang bertumbuh untuk mendukung ambisi Indonesia untuk bisa terbebas dari sampah plastik sekali pakai pada tahun 2030.

Konsumsi masyarakat Indonesia sangat familiar dengan pemakaian produk dalam kemasan sachet dan pouch.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News