Latih Warga Pencegahan dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana

Latih Warga Pencegahan dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Warga saat latihan pencegahan dan kesiapsiagaan hadapi bencana di Pengandaran, Jabar. Foto: kemensos for jpnn

"Intinya agar masyarakat dapat waspada terhadap bencana, siaga pada perubahan lingkungan yang ekstrim, serta mengetahui langkah-langkah yang diperlukan dalam menanggulangi bencana," kata Dirjen.

Dirjen menjelaskan ada lima hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan KSB. Pertama, warga Kampung Siaga Bencana, harus memiliki mental yang tangguh.

“Kesiagaan, apalagi berkait bencana, selalu mengandalkan kegigihan mental. Mental yang tangguh merupakan prasyarat utama dalam pembentukan kampung siapa bencana,” terang Dirjen.

Kedua, solidaritas. Kekompakan harus menjadi ciri karakter warga Kampung Siaga Bencana sebab bencana tidak akan pernah bisa dihadapi secara perorangan. Di sini kekompakan menjadi hal yang penting, semua komponen masyarakat mulai dari remaja, sampai manula harus siaga bahu membahu.

Ketiga, kepekaan. Warga Kampung Siaga Bencana harus punya kepekaan terutama dalam kemampuan mendeteksi awal dalam membaca gejala gejala alam sehingga lebih bisa mengantisipasi.

Harry menyontohkan di Kabupaten Pangandaran hampir setiap tahun terjadi banjir dan tanah longsor. Maka warga harus mencermati apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya.

“Hutan-hutan dan lereng bukit tidak boleh gundul, pohon-pohon tidak ditebang, reboisasi terus digalakkan, masyarakat tidak membuang sampah di sungai, dst,” tuturnya.

Keempat, adalah pengetahuan dan keterampilan. Warga kampung siaga bencana harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang bisa meminimalisir dampak bencana.

Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan akan mendirikan 100 Kampung Siaga Bencana (KSB) yang baru di sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News