Lautan Manusia Tumpah Ruah di Festival Crossborder Atambua

Lautan Manusia Tumpah Ruah di Festival Crossborder Atambua
Grup rock Jamrud saat tampil pada acara Festival Crossborder Atambua, Sabtu (10/12) malam. Foto: Kemenpar

Alex Bria misalnya. Penjaja kopi itu mengaku sukses mendapatkan omset hingga 5 kali lipat. "Di akhir pekan biasanya omzet terbesar Rp 200 ribu. Tapi pas ada Festival Crossborder omzetnya sampai Rp 1,2 juta," ungkap Alex Bria.

Pedagang makanan ringan juga ikut kebagian rezeki. Penghasilan Rp 100 ribu di akhir pekan meningkat drastis menjadi Rp 1 juta. "Iya. Berkah sekali. Malam ini saya dapat Rp 1 juta. Padahal biasanya paling besar hanya Rp 100 ribu, papar Mariam Linda.

Rental mobil lain lagi. Saat even berlangsung, tak ada lagi mobil yang bisa disewa. Tarif Rp 600 ribu yang dipatok per hari "dibabat" habis oleh tamu yang datang ke Atambua. "Selama tiga hari saya dapat Rp 1,8 juta. Malahan yang dari Timor Leste tarifnya pakai US Dolar. Dampak Crossborder Festival berdampak sangat positif bagi masyarakat Atambua. Semua kebagian rezeki," papar Primus Resibera, salah seorang driver rental mobil di Atambua.

Semua berkah yang didapat tadi tak lepas dari kemasan festival yang makin menarik. Promosi juga dilakukan sangat gencar. Dua radio paling beken di Atambua, Favorit FM dan RRI Atambua bahkan sampai menyiarkan secara live agenda Festival Crossborder Atambua. Di Dili, Timor Leste pun sama. Sejumlah radio besar dan media cetak di sana juga tak henti-hentinya menyiarkan woro-woro Festival Crossborder Atambua. (adv/jpnn)


ATAMBUA - Festival Crossborder Atambua yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) benar-benar seperti mesin diesel. Event yang digelar pada Sabtu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News