LDII Soroti Potensi Radikalisme dan Liberalisme pada Generasi Milenial

LDII Soroti Potensi Radikalisme dan Liberalisme pada Generasi Milenial
DPW LDII dan Polda Jawa Tengah menggelar sosialisasi deradikalisasi. Foto: dok LDII

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono menyoroti generasi milenial yang dinilai rentan terpapar radikalisme dan liberalisme.

"Dalam lima tahun terakhir, kami bekerja sama dengan Polda Jawa Tengah dalam sosialisasi deradikalisasi," kata Singgih, Kamis (28/7).

Menurut dia, generasi muda gemar mencoba dan mempelajari berbagai hal sehingga paparan radikalisme di tengah pencarian jati diri berpotensi terjadi.

Selain itu, generasi milenial juga dinilai cenderung mengedepankan hak-hak individu seperti liberalisme.

"Pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang, hingga radikalisme menjadi tantangan dalam membangun karakter bangsa," ujar Singgih.

Dia mengakui internet memiliki dampak positif tetapi ada pula dampak negatif seperti pergaulan bebas, rasa nasionalisme semakin pudar, dan munculnya ideologi yang berbau radikalisme yang mengarah ke terorisme.

"Maka, kami ingin merawat negara ini dengan semangat nasionalisme dengan bela negara untuk mempertahankan negara ini yang sumberdayanya selalu diincar bangsa asing," tutur Singgih.

Tidak hanya itu, LDII juga menyoroti upaya provokasi kelompok tertentu untuk mengadu domba agar organisasi keagamaan saling bertikai.

Ketua DPW LDII Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono menyoroti generasi milenial yang dinilai rentan terpapar radikalisme dan liberalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News