LED Antar Trio Jepang Raih Nobel Fisika

LED Antar Trio Jepang Raih Nobel Fisika
TEROBOSAN: Shuji Nakamura, salah satu fisikawan Jepang peraih Nobel. Foto: Reuters

jpnn.com - STOCKHOLM – Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan pemenang Nobel Fisika Selasa (7/10). Kali ini peraih penghargaan bergengsi tersebut adalah tiga fisikawan kelahiran Jepang. Mereka adalah Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura. Trio ilmuwan itu menang berkat LED yang mereka ciptakan pada 1990-an.

Komite nobel dari Swedia menyebut LED alias light-emitting diode atau dioda cahaya biru tersebut sebagai terobosan dalam dunia kelistrikan. Sebab, lampu dengan dioda cahaya itu terbukti jauh lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain kalangan industri, masyarakat awam bisa ikut menikmati manfaat LED tersebut. Berdasar pertimbangan-pertimbangan itu, komite menobatkan Akasaki cs sebagai nobelis.

’’Tahun ini para penerima nobel (fisika) mendapatkan penghargaan karena telah menemukan energi baru yang efisien dan ramah lingkungan, yakni LED,’’ jelas komite dalam pernyataan resminya. Royal Swedish Academy of Sciences menyatakan bahwa penemuan LED tersebut merupakan hal yang revolusioner. Komite menuturkan, LED bakal sukses menggantikan fungsi lampu pijar (bohlam) di era abad ke-21 ini.

Akasaki, Amano, dan Nakamura memulai proses penciptaan LED pada awal 1990-an. Trio ilmuwan itu menemukan dioda biru. Sebelumnya, dunia hanya mengenal dioda merah dan hijau. Tanpa dioda biru, lampu putih tidak akan mungkin tercipta. Sejak lahirnya dioda biru, dunia beralih pada lampu putih yang mampu menyala lebih terang ketimbang bohlam dengan daya yang sama.

Untuk menghasilkan dioda biru dari semikonduktor tersebut, Akasaki dan dua rekannya membutuhkan waktu lama. Tetapi, mereka membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk menunjukkan pada dunia bahwa temuan mereka bermanfaat. Buktinya, mereka membutuhkan sekitar tiga dekade untuk meraih nobel. ’’Mereka berhasil di titik yang orang lain selalu gagal,’’ cetus komite nobel.

LED, menurut Royal Swedish Academy of Sciences, telah mengubah dunia. Kini sebagian besar penduduk Bumi telah menggunakan lampu LED yang lebih awet dan efisien. Dengan daya yang sama, lampu LED bisa menyala hingga puluhan ribu jam lebih lama jika dibandingkan dengan bohlam temuan Thomas Alfa Edison. Penelitian menyebutkan, lampu LED mengonsumsi listrik 20 kali lebih sedikit ketimbang bohlam.

Mendengar LED mendapatkan penghargaan nobel, Nakamura pun langsung bersorak girang. Pria 60 tahun yang kini menjadi dosen University of California dan menjadi warga Amerika Serikat (AS) itu tidak percaya dioda biru temuannya menuai respons positif komite nobel. ’’Saya hampir tidak percaya,’’ ungkapnya saat komite nobel menghubunginya melalui telepon kemarin.

Saat menemukan LED, Nakamura masih bekerja pada Nichia Chemicals, sebuah perusahaan kecil di Jepang. Sementara itu, dua rekannya bekerja pada University of Nagoya. Saat ini Amano yang berusia 54 tahun menjadi dosen pada universitas tempatnya bekerja dulu. Akasaki yang berusia 85 tahun menjadi guru besar pada Meijo University. (AP/AFP/Reuters/hep/c20/ami)


STOCKHOLM – Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan pemenang Nobel Fisika Selasa (7/10). Kali ini peraih penghargaan bergengsi tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News